Lihat ke Halaman Asli

Defit Setya

Student, Free Mom

Aku dan Kiasan Hati

Diperbarui: 8 November 2015   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Tersurat sehabis senja
Kata mendayu melambaikan suaranya
Memekik hatiku untuk membalasnya
dan, sayup-sayup kudengar bisikannya

Nada teruslah melambung
Membumbung sehingga ia bermadah
Memerahkan pipi sejenak dan hatinya pun berbunga
cerah
Bintang-bintang turut menari dimalam itu

Apa yang sedang menjadi pertanda hati?
Bilakah hanya suara yang ku dengar
Pandang tiada ku lihat
Manisnya belum dekat untuk dirasa
Gemulainya tak jua terjamah oleh tangan kecil ini

Beranjak senja menjadi kepulan
malam menjemput gulita
namun gemintang tak membuatnya semakin hitam
malah sebaliknya

Rembulan tersenyum
Namun detak hatiku masih terbata
Hitungannya terjelas oleh nanar mata
dan hati itu terlihat oleh rona yang semakin memerah

Duhai malam,...
Aku serahkan hatiku pada penguasamu
Jikalah malam t'lah berubah menjadi fajar
tak pelak pula dengan sanubari ini
Dan pada ujungnya,
Engkaulah yang akan meluruskannya

 

Last September 2015, in memoriam :)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline