Lihat ke Halaman Asli

Defit Setya

Student, Free Mom

Laki-laki Berparas Rupawan

Diperbarui: 17 Juni 2015   07:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Melangkah ia dikoridor utama
Tak seperti menyelinap
Rautnya mulai terpancar amat memesona
tetap bersinar, meskipun hari semakin menampakkan gelap

Melintasi bilik-bilik mencari ruang kebahagiaan
Menyusuri terang-redupnya lampu temaram
sesekali nanarnya menunduk seraya lurus ke depam
tak padam walau siang t'lah berubah menjadi sendunya malam

Terpesona senja
Kala pesonanya membuat jejak pengagum terpedaya
sesaat, namun menimbulkan candu dalam cawan asmara
Begitu cepat menembusi mata sampai hati jugalah yang merasainya

Dalam suatu ketika
Rasa dalam benaknya teruji
Dan berusaha menghindari 'pandangan hitam' dalam dirinya
Namun langkah kakinya tetap memesona walau tersadar
parasnya menjadi titik uji

Sekali lagi dia menapaki jalanan yang biasa dilalui
Nanarnya kedepan, tetap menunduk
pada ketakdziman yang semakin menarik hati
tak jua hilang meski waktu berubah dan malah semakin merasuk

Wahai Laki-laki berparas rupawan
tak perlu kau gundah dengan sikapmu
berjalanlah seperti layaknya kau melangkah
jangan hiraukan mata dan hatiku yang selalu mengagumi dirimu

^_^
Tertulis untuk dirinya
Laki-laki berparas rupawan
Yang selalu menunduk namun pandangannya kedepan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline