Lihat ke Halaman Asli

Defit Setya

Student, Free Mom

Epilog Cinta di Pesona Senja

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Meletup letup suara air nan mendidih
Meninggi suhu diatas ratanya
Melambung, meraung dan tidak berpengalih
Terbagi atas noktah pada asalnya

Merangkul cerita dalam lingkup pesona
Merah menawan menjadi satu kesatuan
Menghimpun hati yang tiada berlawan dengan hiruk pikuknya asa
Tak membelenggu rasa yang elok bukan dalam sekejap hitungan

Terpaku pada sang elegi di ufuk senja
Memerah dan membuncah menuju cahaya berbalik malam
Merunduk, bertalu talu dengan gemuruh hati berjenggala
Mewarna, serentak pelangi melengkung memeluk indahnya alam

Aku, dengan pualam cintaku
Terhujam atas dirimu dalam selendang pesona yang bersemampir
Terukir ditengah gundah dan merdu bersama hatiku dan hatimu
Semburat terdispersi didetik detik buncah rasa yang selalu bergelagat dan hadir

Duhai cintaku, ringan pesona tertebar atas rona
Berpadu dalam liuk redam aura, membawa hadirnya kasih dalam buaian
Rindu, akan selalu menghiasi, beriring dengan pagi dan dendangan merdunya
Menelusup kejiwa yang tercurah dalam belaian




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline