Lihat ke Halaman Asli

Defit Setya

Student, Free Mom

Cintaku, Hormatku dan Sayangku

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lagi lagi berulang dengan surupnya senja
Mata masih sumringah memandanginya
menelusup dibawah kulit kedua
sampai menghilang dan benar-benar berganti bersama berjalannya mega

Ku kabarkan isi hatiku yang seolah terinspirasi rasa
karena melihat rupa yang begitu menawan mata
gemerlap kehidupan yang membuat hati serasa bahagia
seperti apa yang orang-orang tak terkatakan, dan itu hanyalah dapat dirasa

Rasaku pada cinta,
dirinya benar menjadi inspirasi seolah tiada dua
Hormatku pada cinta,
menjadi satu penghormatan setelah yang harus dihormat dengan derajat yang sama
Sayangku pada cinta,
menilik nilai lebih dibandingkan hanya kata yang menghujam dan sekedar pelebur jiwa

Malampun menyimpan janji manis siang tadi
apakah ia masih teringat saat masih begitu menyengatnya sang mentari
senjapun menutup siang dengan kata kecewa yang cukup menjadi
belum jua tawar ditimpa gerimis kecemburuan dilubuk hati

Salam, ku sampaikan pada cinta,
lewat dentuman angin,
lewat gemericik air,
melalui suburnya tanah,
dalam terangnya cahaya siang tadi,
dan dalam hiruk pikuknya malam ini

Cintaku, berdamailah
dan menyatu atas hati, jiwa dan ragamu
Wahai sayangku,..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline