Tepat pukul 12.00 dini hari,
palu diketuk meninggalkan keputusan "sejuta arti"
dalam diam, namun sudah berada dalam kekisruhan
memang satu keputusan yang tak tertahan
Ketika pagi menyingsing
jalanan dan pasar mulai lengang, juga menyimpan cerita
memanglah kabar ini tiada asing, namun sangatlah bising
tapi setidaknya tak jadi putusan yang penuh sengketa
Tengoklah di jalanan sana!
Tiba-tiba sang pengendara motor butut itu berubah,
bukan berubah arah, namun ia berganti dengan mengayuh sepeda kumbangnya
kenapa, katanya bensin naik melawan air bah
Ibarat ombak berpasang dikala arus laut surut
menghantam pingiran karang yang begitu memaksa
apalah kita sebagai rakyat kecil yang walau berteriak, namun harus terpaksa manut
menurut atas titah penguasa, tapi penguasa yang mana??
Wahai presiden kami yang baru
sedang ada apakah diatas sana, mengapa kami yang harus menerima akibatnya?
adakah keadilan dan kebijaksanaan di hati engkau?
sehingga kami merasa aman atas pengayoman wakil kami yang begitu hebatnya
Surabaya, 21 November 2014
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI