Lihat ke Halaman Asli

Dua "Senjata" Wajib dalam Investasi Saham

Diperbarui: 14 Januari 2020   09:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasar Saham (Foto: Ist)

Investasi saham yang kini populer dengan istilah nabung saham tak sesulit dan serumit yang dipikirkan dan dibayangkan. Siapa pun bisa nabung saham dengan mudah. Kemudahan ini tentunya berkat keberhasilan adaptasi dengan kemajuan teknologi.

Nabung saham sudah bisa dinikmati dengan ponsel pintar di genggaman tangan karena sudah serba online. Tak sekadar online, nabung saham kini sudah berbasis aplikasi.

Karena kemudahan ini, nabung saham pun sangat fleksibel dilakukan dimana saja dan kapan saja, bahkan di tengah kesibukan rutinitas harian. Tak mengherankan, karena kemudahan ini nabung saham diminati kalangan milenial yang memang tak bisa dilepaskan dari smartphone.

Aspek lain yang memicu peningkatan jumlah investor dari kalangan milenial adalah keterjangkauan nabung saham itu sendiri. Investasi saham yang di masa lalu identik dengan modal dana yang berjuta-juta, saat ini investasi saham sangat terjangkau karena bermodalkan Rp.100.000 saja, siapa pun sudah bisa menikmatinya.

Kemudahan dan keterjauan ini menjadi cara untuk menyadarkan masyarakat akan penting dan mudahnya investasi saham, seperti yang ditawarkan IndoPremier Sekuritas dengan aplikasi IPOTGOnya.

Investasi saham yang dikenalkan tidak mengenal setoran minimum. Semua tergantung dari nilai saham yang ingin dibeli. Kalau harga saham per lembarnya di kisaran Rp.1.000, tentu hanya dibutuhkan dana Rp.100 ribu untuk bisa nabung saham.

Namun dihadapkan pada kemudahan dan keterjangkauan ini, investasi saham tentu perlu didasari dua ilmu yang tak boleh diabaikan, yakni analisis fundamental dan teknikal. Dua analisis ini menjadi "senjata" utama dan wajib bagi para investor saham.

Diketahui, analisis fundamental memperhitungkan berbagai faktor, seperti kinerja perusahaan, analisis persaingan usaha, analisis industri, analisis ekonomi dan pasar mikro-makro.

Dengan analisis ini akan diketahui apakah perusahaan yang sahamnya dibeli itu sehat atau tidak. Kalau sehat, tentu saham perusahaan tersebut layak dikoleksi.

Selanjutnya, analisis teknikal juga sangat diperlukan untuk mengetahui rekam jejak pergerakan harga saham tertentu dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhinya sehingga bisa menjadi dasar keputusan saat ingin menjual atau membeli saham.

Dalam analisis teknikal investor mempelajari karakter pergerakan harga. Dengan mempelajari karakter ini maka investor mengenali peluang besar yang mungkin tercipta dalam fluktuasi harga. Dengan begitu, analisis teknikal melihat setiap potensi saham.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline