Lihat ke Halaman Asli

Reksa Dana Vs Saham

Diperbarui: 19 Maret 2019   11:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Kalau diminta untuk memilih antara reksa dana dan saham, apa yang dipilih untuk investasi dana yang Anda miliki? Saat dihadapkan pada pilihan antara investasi reksa dana dan saham tentu reaksinya beraneka ragam. Ada yang bingung dalam memilih, ada pula yang bisa langsung menentukan pilihannya.

Namun bagi Anda yang notabene awam dalam investasi bisa menjadi bingung sehingga tidak bisa memilih. Ini sangat manusiawi. Sementara itu bagi mereka yang baru kenal dunia investasi bisa jadi lebih memilih investasi yang aman yakni reksa dana dan mereka yang tahu investasi di pasar modal bisa jadi lebih condong ke saham.

Namun bagi mereka yang tidak sekadar tahu tentang investasi pasar modal tentu akan memilih dua-duanya. Mengapa demikian? Jawabannya sangat sederhana, yakni diversifikasi.

Diversifikasi di pasar modal identik dengan ungkapan ini: "Don't put your eggs in one basket". Ungkapan ini mau menegaskan bahwa sebaiknya kita selaku investor tidak menempatkan dana (modal) yang dimiliki dalam satu instrumen investasi saja. Hal ini tentunya terkait dengan risiko.

Jika semua telur (dana) ditaruh dalam satu keranjang dan keranjang itu jatuh maka potensi kehilangan semua telur sangat tinggi. Beda halnya kalau telur-telurnya itu ditaruh di keranjang yang berbeda.

Ibarat telur-telur tadi, begitu juga dengan dana (uang) yang kita miliki jika hanya ditempatkan di satu instrumen investasi maka potensi kerugiannya sangat tinggi dibanding jika dana itu ditempatkan di sejumlah instrumen investasi. Jika dana yang dimiliki ditempatkan di sejumlah instrumen investasi maka ketika salah satu instrumennya sedang merugi maka bisa ditutupi instrumen lainnya yang mendatangkan keuntungan.

Diversifikasi meminimalkan risiko kerugian seperti disampaikan pakar ekonomi dari Amerika Serikat Harry Markowitz.  Ia menyatakan bahwa dengan mengalokasikan dana investasi pada beberapa instrumen, kita dapat menurunkan risiko investasi.

Dengan kata lain mau dikatakan bahwa konsep diversifikasi artinya menyusun portofolio dengan menyertakan berbagai jenis investasi dengan tujuan mengurangi risiko.

Tak peduli apakah kita termasuk investor agresif atau konservatif, diversifikasi untuk mengurangi risiko sangat diperlukan. Kendati demikian, portofolio jangan lah terlalu terdiversifikasi (over diversified). Diversifikasi yang berlebihan menandakan ketidakmampuan memilih instrumen investasi yang tepat.

Mempunyai terlalu banyak jenis investasi dalam portofolio justru tidak memungkinkan untuk memperoleh manfaat terbesar dari salah satunya. Portofolio yang terlalu terdiversifikasi (diworsification) tidak memaksimalkan keuntungan.

Kendati demikian, bagi Anda yang benar-benar baru kenal dunia investasi di pasar modal, jika diharuskan memilih antara reksa dana vs saham sangat dianjurkan untuk memilih reksa dana yang minim risiko.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline