Lihat ke Halaman Asli

Menunda untuk "Nabung Saham" Itu Merugikan Diri Sendiri

Diperbarui: 5 Februari 2018   10:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Investor muda di pasar modal (Foto: kiplinger.com)

Menunda nabung saham hanya akan merugikan diri sendiri. Menunda sama artinya membiarkan peluang mendapatkan imbal hasil yang lebih besar hilang begitu saja. Oleh sebab itu, nabung saham harus dimulai sekarang ini juga. Semakin awal kita nabung investasi, semakin besar pula imbal hasil yang akan diperoleh.

Setidaknya ada dua keuntungan yang akan diperoleh dari nabung saham, yaitu capital gain dan dividen. Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual saham. Sementara itu, dividen adalah semacam pembagian keuntungan yang diberikan suatu perusahaan kepada para pemegang sahamnya. 

Besaran dividen bergantung pada besarnya pendapatan perusahaan. Biasanya, dividen dibagikan pada para pemegang saham dalam RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham).

Mari kita lihat mengapa menunda untuk segera nabung saham itu hanya akan merugikan diri sendiri. Misalkan saat ini kamu berusia 30 tahun maka akan terlihat perbandingan "kerugiannya" jika tidak segera nabung saham.

Dengan modal awal Rp.10 juta tanpa penambahan lagi, dengan asumsi imbal hasil setiap tahunnya 15%, maka nabung saham yang dimulai pada usia 30 tahun hingga usia 50 tahun akan menghasilkan imbal hasil Rp. 163,665,374. 

Jumlahnya akan berbeda jika kamu menunda nabung saham dan baru mulai di usia 35 tahun maka dengan modal yang sama, di saat kamu berusia 50 tahun, uangnya hanya menjadi Rp. 81.370.616.

Semakin ditunda, misalkan baru dimulai pada usia 40 tahun, maka peluang mendapatkan imbal hasil yang besar juga makin berkurang. Jika kamu mulai nabung saham baru di usia 40 tahun dengan modal awal yang sama yaitu Rp. 10 juta maka uang yang didapatkan pada usia 50 tahun hanya mencapai Rp. 40.455,577. Sama halnya kalau kamu mulai nabung saham pada usia 45 tahun dengan modal yang sama maka imbal hasil yang didapatkan juga makin kecil yaitu hanya Rp. 20.113.572.

Dengan asumsi di atas jelas terbukti bahwa nabung saham sedini mungkin akan memberikan peluang yang besar untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih besar. Bayangkan saja, nabung saham yang dimulai di usia 30 tahun menjadikan uang yang Rp.10 juta itu menjadi Rp. 163 juta di usia 50 tahun. Sementara itu, nabung saham yang dimulai di usia 40 tahun dengan modal yang sama hanya menjadi Rp. 40 juta saat kita berusia 50 tahun.

Kesimpulannya jelas, semakin dini nabung saham dilakukan, semakin besar pula peluang untuk aman secara keuangan di masa depan. So, tak perlu menunda lagi untuk yang namanya nabung saham.

Kabar gembiranya, banyak anak muda di Indonesia ternyata kini sudah mulai sadar pentingnya nabung saham sejak dini. Terbukti, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor di pasar modal kini didominasi oleh anak muda tau kalangan  milenial.

Tercatat investor usia 21-30 tahun mencapai 26,24 persen, usia 31-40 tahun sebanyak 25,12 persen, usia 41-50 tahun 23,02 persen, usia 51-60 tahun 13,95 persen, usia 61-70 tahun 5,81 persen, usia 71-80 tahun 1,71 persen, dan sisanya di atas 80 tahun. Banyak anak muda kini mulai sadar pentingnya nabung saham sejak dini demi masa depan keuangan yang lebih cerah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline