Saya nggak pernah menyangka bahwa, saat ini, segala sesuatu, apa pun itu, betul-betul bisa dijadikan konten di internet. Khususnya di media sosial.
Saya pikir, pernyataan tersebut nggak berlebihan seiring dengan makin banyak akun txt di Twitter yang bermunculan.
Mau txt dari pemerintah ada, txt dari online shop ada, txt dari orang nggak jelas ada. Bahkan, txt dari LinkedIn pun ada. Pokoknya, makin berkembang. Sulit dimungkiri bahwa, pembahasannya pun makin luas. Nggak sedikit juga yang bikin ngakak karena isi kontennya jenaka.
Konsep pada setiap konten yang mereka posting pun sebetulnya terbilang sederhana. Nggak perlu effort berlebih. Tinggal cari atau temukan aja hal-hal lucu, konyol, atau blunder dari siapa pun di internet, juga percakapan seseorang. Kemudian di-screenshot, lalu posting.
Dijamin, postingannya laris manis. Engagement-nya pun terbilang tinggi. Lantaran kolom reply, retweet, dan likes minimal akan dapat puluhan sampai ratusan.
Belum lagi soal konten yang terbilang relate-able dengan para pengguna media sosial. Hal tersebut menjadi nilai plus tersendiri dari sisi lucu dan menarik pada setiap konten yang diunggah.
Sulit dimungkiri bahwa, bagi saya, mungkin juga banyak pengguna Twitter lainnya, akun txt yang bermunculan itu sangat menghibur.
Bahkan, untuk txt dari LinkedIn, terbilang informatif karena hal yang disampaikan adalah segala sesuatu yang masih berkaitan dengan ruang lingkup pekerjaan juga tips menggunakan LinkedIn di dunia profesional. Walaupun nggak sedikit juga yang isi kontennya banyolan, sih.
Selain itu, bagi saya, nggak ada masalah kok. Selama setiap konten yang diunggah di setiap akun txt bisa dipertanggungjawabkan.
Hindari konten berisikan hoaks, pencemaran nama baik, atau menyebarluaskan data diri juga privasi orang lain. Kalau ada percakapan melalui pesan singkat atau chat, pastikan bahwa nomor kontak sudah disamarkan atau diblur. Bisa bahaya kalau sampai tersebar.