Lihat ke Halaman Asli

Seto Wicaksono

TERVERIFIKASI

Recruiter

Perjuangan dan Cara Anak Saya Melawan Rasa Bosan Selama PSBB

Diperbarui: 18 Juni 2020   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi kesibukan anak selama di rumah. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Sudah tiga bulan terakhir, saya, bersama istri dan anak menghabiskan banyak waktu di rumah, guna mematuhi protokol pemerintah terkait PSBB, agar bisa menekan penyebaran virus covid-19 yang semakin masif di Indonesia, dalam beberapa waktu belakangan.

Segala sesuatunya dilakukan dari rumah. Bekerja, memesan makanan, dan bermain dengan anak. Sesekali saya keluar, sih, tapi hanya sekadar ke warung sayur atau pusat perbelanjaan bahan pangan, itu pun untuk membeli kebutuhan pokok seperlunya.

Bosan? Sudah pasti. Namun, protokol PSBB seperti jaga jarak, memakai masker, dan bepergian saat hanya dibutuhkan, wajib dilakukan untuk menjaga diri sekaligus menekan penyebaran covid-19, biar virusnya nggak tuman.

Sebagai orang yang sudah memasuki usia dewasa, saya dan istri sudah terbiasa menghadapi rasa bosan. Bisa mengantisipasinya dengan berbagai hal seperti streaming, mendengarkan lagu, bermain game, dan melakukan aktivitas lain yang dirasa menyenangkan.

Lalu, bagaimana dengan anak kami yang baru berusia tiga tahun? Ia belum terbiasa, bahkan belum tahu bagaimana cara menghadapi juga mengatasi rasa bosan. 

Apalagi, di masa keemasan, seorang anak sedang giat-giatnya eksplor, melakukan banyak kegiatan yang melibatkan fisik.

Sejak penyebaran covid-19 semakin masif di Indonesia, saya dan istri menekankan sekaligus memberi edukasi kepada anak kami bahwa, saat ini, kita semua sedang tidak bisa main ke luar rumah karena bahaya virus covid-19. Syukur, perlahan dia bisa memahami situasi dan kondisi saat ini dengan berdiam diri di rumah, melakukan segala aktivitas di rumah.

Ilustrasi anak sedang murung. Sumber: parenting.orami.co.id

Sebagai orang tua, saya dan istri harus memutar otak agar anak kami tidak merasa jenuh di rumah. Dan selama tiga bulan terakhir, kami melakukan beberapa hal agar emosi anak dapat terjaga, rasa bosan bisa diatasi, dan tetap riang gembira. Intinya dengan mengajaknya bermain, bercanda, hingga berbincang.

Selain itu, ada banyak hal yang antara anak dan saya lakukan di rumah. Main mobil-mobilan, lompat-lompatan di kasur, main petak umpat, sampai main air di teras rumah. Meskipun terbilang sederhana, kami sama-sama menikmati hal tersebut. Tak

Kendati demikian, terkadang anak saya masih terlihat murung dan sedih. Dalam situasi tersebut, harus diakui saya, sebagai orang tua, pun ikut sedih. Nggak tega melihat anak terjebak dalam rasa bosan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline