Lihat ke Halaman Asli

Seto Wicaksono

TERVERIFIKASI

Recruiter

Jasa Cuci Steam Motor sebagai Alternatif Usaha dengan Modal Terjangkau

Diperbarui: 14 Juni 2020   11:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lokasi cuci steam motor milik seorang rekan, Syahrul. Dokumentasi pribadi.

Saya punya teman yang betul-betul ingin sekali berwirausaha. Bagaimana pun caranya, dan dengan proses yang baik, pastinya. Biar berkah dan halal, katanya. Apa pun yang berhubungan dengan wirausaha, selalu dia ikuti alurnya, dan selalu dia kerjakan. Baca buku tentang wirausaha, mengikuti seminar kewirausahaan, bahkan dia sudah berani memulai wirausaha sejak masih kuliah.

Katanya, dia pengin suatu saat punya usaha jangka panjang yang bisa menghidupi diri sendiri, keluarga, juga orang lain---punya karyawan.

Dia sudah mencobanya dari modal yang paling kecil terlebih dahulu, bahkan tanpa modal sama sekali. Menjadi distributor, salah satunya. Sebab, dengan menjadi distributor, kita tidak perlu mengeluarkan modal, hanya membantu memasarkan dan menawarkan kepada orang lain, lalu untuk keuntungan yang didapat, tergantung kesepakatan awal dengan si pemilik usaha. Nah, dari keuntungan ini, dia mulai menabung untuk bisnis yang akan dilakukan berikutnya.

Kemudian, ia mencoba peruntungan dengan membuka usaha konveksi online. Sistemnya pre-order, karena harus menunggu pesanan dari klien, entah per-orangan atau dari suatu instansi. Biasa juga mendapat orderan dari sekolah. Namun, baginya menjalani bisnis konveksi ini terbilang sulit, karena saingannya banyak betul. Apalagi, instansi atau organisasi besar biasanya sudah memiliki vendor masing-masing ketika harus memesan secara borongan. Kecuali, mau bersaing secara harga dan kualitas.

Setelah mencoba beberapa usaha dan belum berhasil juga---selalu tersendat dalam prosesnya, akhirnya teman saya bertekad untuk mengembangkan usaha baru, yakni dalam bidang cuci steam motor. Menarik, karena kebanyakan teman, saat ini, kalaupun mau buka usaha, pasti lebih pengin jualan, buka distro, cafe, atau kedai es kopi susu.

Karena penasaran, saya tertarik untuk mengajaknya berbincang tentang perjuangannya dalam membuka jasa cuci steam motor, dan mengulik tentang kisahnya. Akhirnya, saya coba hubungi dia kembali dan menanyakan beberapa hal.

Teman saya namanya Syahrul Anwar, saat ini berusia 24 tahun, statusnya sudah menikah dan karyawan swasta di suatu perusahaan. Ia sudah membuka jasa cuci steam motor selama hampir satu tahun, mulai dari pertengahan tahun 2019 sampai dengan saat ini.

Dan pertanyaan pertama yang saya ajukan adalah tentang alasannya membuka jasa cuci steam motor, kenapa bukan kedai es kopi susu seperti kebanyakan orang.

"Saya ngeliat pasarannya lebih dulu, Mas. Di dekat rumah saya, rasa-rasanya akan kurang laku kalau buka kedai kopi. Pesimis aja gitu. Lha, buat apa kita berwirausaha, kalau sejak awal kita pesimis, kan. Modal buat kedai kopi juga mahal, Mas. Out of budget."

Syahrul melanjutkan alasan tentang kenapa lebih memilih membuka jasa cuci steam motor.

"Saya udah survey, Mas. Di kawasan sini, cuci steam motor itu jarang. Kalaupun ada, itu jauh dari sini. Jadi, saya mau manfaatkan itu. Biar orang-orang yang mau cuci motor, bisa ke tempat saya aja."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline