Semakin lama, gue makin terbiasa dengan deskripsi pekerjaan sebagai perekrut, tanpa maksud menyepelekan pastinya karena gue masih harus dan terus belajar. Selain itu, akhirnya gue bisa membaur dengan yang lain di ruangan.
Dua senior gue yang belum disebutkan namanya, diantaranya adalah Mas Taqim lalu Irma (kadang dipanggil Ocha), dengan adanya Eva dan Citra di ruangan, kebayang dong betahnya gue? Hehe. Engga, maksudnya jadi rame aja gitu.
Ga lama setelah gue masuk, kabarnya akan ada beberapa anak magang tambahan yang memang masuk dalam salah satu program pemerintah. Gue sempet mikir dan bingung juga, ada Citra dan Eva aja cukup banget, ini lagi ada tambahan anak magang, harusnya lebih dari cukup, dong? Atau bisa jadi gue sebagai staff kerjanya akan males-malesan karena banyak yang bantu. Ga bisa dihindari soal ini. Hehe
Akhirnya anak magang yang gue maksud mulai efektif berada di ruangan. Program ini mengirimkan total 10 anak magang dan rencananya akan dibagi ke beberapa divisi, IT dan Learning & Development salah duanya, di HR Rekrutmen sendiri kedapatan empat kuota, nama mereka antara lain, Jejen, Fajar, Siti, dan Ria. Mereka masih aktif kuliah dan ada pula yang baru lulus juga berasal dari kampus yang sama.
Ga heran kalau mereka bisa gampang akrab satu sama lain meski beda angkatan. Cerita soal mereka akan diselipkan di beberapa bagian setelah ini, mereka berempat ini lucu dengan segala keragaman karakteristiknya. Ya, laiknya seseorang yang sedang dalam periode dewasa awal, mereka labil dan ada aja tingkah lakunya.
Dalam keseharian proses yang gue lakukan, gue selalu dibantu Citra dan Eva. Biasanya Eva bantu dalam pelaksanaan psikotes, sedangkan Citra bantu gue ketika proses wawancara berlangsung.
Ya, ketika kandidat yang walk in interview menumpuk, gue sering mengajak Citra untuk wawancara bareng gue. Selama proses wawancara -dari awal datang, wawancara, sampai akhir- ada beberapa kandidat yang memang unik. "Nyeleneh", tepatnya.
Koreksi gue kalau salah, dari gue lulus kuliah dan dapet panggilan wawancara kerja pertama gue selalu mengenakan pakaian rapi formal ketika interview (sampai sekarang bahkan), nah ini ada kandidat yang mau wawancara datang gitu aja pake legging, kaos, lalu sendal main, bro.
Asli, ini nyata. Kaget gue. Lain dari itu ya berpakaian rapi dan sopan. Ketika wawancara, ada kandidat yang memang cuma jawab "iya", "aku siap, Pak" dan manggut aja, mereka apa ga sadar ya komunikasi itu salah satu hal yang mau diperhatikan. Kalau cuma jawab "aku siap", yha SpongeBob juga bisa, tiap hari dia bilang kayak gitu selama main di Bikini Bottom.
Ada kandidat yang dengan rajin melampirkan banyak sertifikat (seminar, kursus, dll.), kalau lagi iseng gue pasti nanya ke kandidat soal sertifikat ini satu per satu.