Lihat ke Halaman Asli

Setiyawan Mustakul

Sedang menulis

Penjelasan Gus Baha untuk Para Orangtua dalam Mendidik Anak

Diperbarui: 22 Desember 2021   22:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Beliau adalah ulama' besar di Indonesia, KH Ahmad Bahauddin Nursalim yang biasa di panggil Gus Baha. Beliau lahir pada tanggal 29 September 1970 di Narukan, Krangan, Rembang, Jawa Tengah. Beliau terkenal dengan ahli dalam ilmu Fiqh.

Gus Baha pernah baca kitab dan itu bukan asal-asalan kata beliau, ada seorang wali yang akan jadi wali terus sampai mati, ketika tausi'ah alal ahli agak longgar pada kaluarga, misalnya begini, ini yang di alami beliau sendiri, bukan mencontohkan atau menceritakan orang lain (wong lio), beliau melatih anaknya untuk sholat, sudah sholat "Allahu Akbar", dan bagi beliau "Allahu Akbar" itu kalimat yang spesial, Anak Gus Baha sujud dan sudah membaca "subhanarobbiyal 'alawabihamdih" itu bagi Gus Baha sangat spesial sekali, tentu jika anda adalah mukmin sejati kamu tidak perlu pakai status atau mengaitkannya dengan status anak kamu, kelak makan atau tidak itu bodoh, dan itu bodoh sekali kalau anda pakai status itu. Ini anak saya sudah bisa mengucapkan kalimat thayyibah yaitu Allahu Akbar, sudah bisa sujud ini spesial, sesuatu yang spesial itu harus dipertahankan. caranya bagaimana?, minimal seorang anak tidak kecewa sama bapaknya. kalau anak suka jajan ya belikan, ya di kasih jajan, kalau anak suka makan enak ya dikasih makan enak. Tapi semua ini demi menjaga atau mengawal kalimat tauhid dan kebenaran-kebenaran Islam yang anda tanamkan. Jangan sampai kamu jadi Kyai yang zuhud (benci dunia), yang anak dikekang dan kemudian anak ini pertama kali naik sepeda motor dari temannya yang tidak sholat, pertama kali nyalakan musik juga dari temannya yang tidak sholat, sehingga anak mengidolakan dari keluarga orang yang tidak sholat tadi, karna lebih sehat kata anak itu (nuruti keinginan). Sistem dari orangtuanya; sehabis maghribnonton TV haram, bermain haram, yang ada anak ini trauma, setelah dewasa anaknya nakal, karena dari kecil tidak mengidolakan orangtuanya. Nha, disinilah rahasia kenapa para nabi selalu membuat longgar untuk anaknya. Nabi Muhammad Saw ketika sholat pernah dinaiki Hasan dan Husen (cucu), ya beliau diam saja, dan bersama diajak sholat padahal masih naiki Nabi ketika sujud, bahkan semua ulama perawi (hadits itu) mengatakan: "Ketika Malaikat Jibril janjian dengan Nabi tapi dia tidak bisa masuk rumah, karena di bawah tempat tidur Nabi ada Jirwan (anak anjing)". sebab hasan husen sedang bermain dengan anak anjing. Makanya anak saya itu main sama ayam, kambing masuk kamar gk saya marahi, itu masih ringan (enteng), sedangkan dulu Hasan Husen mainnya sama anjing.  Tapi itu tadi, berangkatnya adalah mengawal kalimat tauhid, jangan sampai anak kita ini kecewa dengan kita, padahal kita tahu, anak kita punya sesuatu yang spesial yaitu kalimat Tauhid, itulah yang disebut: 

"Dan (Ibrahim a.s.) menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka kembali kepada kalimat tauhid. (QS Az-Zukhruf-28)"

Kalau kamu Nabi dan ulama beneran, kalimat tauhid harus kamu jadikan kalimat abadi pada keturunanmu. Itulah yang dilakukan Nabi Ibrahim, makanya Nabi Ibrahim disebut Bapak Tauhid karena dia obsesinya satu; kalimat tauhid menjadi abadi pada semua keturunannya. 

Salam Literasi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline