Lihat ke Halaman Asli

[Humor] Rok Mini & Korban Tabrak Lari

Diperbarui: 22 November 2015   06:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

“Seorang Ketua Pengadilan Agama yang juga Hakim di Jambi oleh Majelis Kehormatan dijatuhi hukuman skorsing selama 7 bulan, lantaran terbukti sering ngintip celana dalam pegawai bawahannya” [Detiknews, 18/11/2015].

Menyimak berita tersebut, tentu saya prihatin dan sedih. Masak seorang hakim agama kok sempat sempatnya kek gitu?. Saya geli bahkan hampir ngakak sendirian menyimak beberapa komentar pembaca yang membully dengan kelimat kalimat lucu.

Saya membayangkan disaat sidang. Apa mungkin ada adegan rekonstruksi (reka ulang)? dan atau barang bukti berupa CD milik korban di jembreng-jembreng, dihadirkan didepan jajaran hakim?. Lucu ya kalo kek gitu!. Saya berfikir, apa pegawai perempuan tersebut pake jenis rok mini?. Gaak tahu, lha wong beritanya gak sampe detail banget.

Soal Rok Mini, beda dengan Rukmini. Perempuan ini bisa juga ada yang suka pake rok mini ada juga yang nggak. Kalo kita perhatikan, seseorang yang mengenakan rok mini seringkali nampak canggung, salah tingkah dalam bergerak. Ketika dia naik becak, duduknya miring kekiri atau kekanan, kedua pahanya dirapatkan disertai kedua telapak tanggannya berada diatas kedua dengkulnya, gak tahu buat nutupin apa’an, soalnya saya blom pernah nanyain. Demikian pula jika naik angkot, posisi duduknya sama dengan saat naik becak, cuman bedanya disini dia rada grogi dan tambah sibuk nutupin,…. ”ehm…ehmnya”, palagi kalo didepannya ada cowok guanteng yang matanya juga gak kalah gesitnya, jelalatan nyari ‘tontonan’ gratis dihadapannya.

Pemakai rok mini yang terlihat agak rilek, nyantai dan ‘sopan’ dikala mereka duduk di atas sofa empuk, semisal sedang berbincang bincang dalam program tertentu untuk tayangan sebuah Stasiun TiVi, biasanya yang dimainkan diatas paha atau lutut adalah bantal dari sofa itu sendiri. Untuk prilaku semacam ini, saya pernah nyanya’in sama nyonya rumah alias isteri, “kenapa sih mesti ribet, nutupinnya pake tangan atau bantal sofa segala?”. Jawabannya cukup telak dan mengena, “kalo ditutupi pake koran, entar disangka korban tabrak lari”.

 

*** hehehehehehe….. met malem Minggu.

 

Jakarta, 21 Nopember 2000 15;

- Nur Setiono -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline