Lihat ke Halaman Asli

Buntut Berbaik Sangka Kena Tipu

Diperbarui: 24 Juni 2015   16:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita sering dinasehati, “janganlah berprasangka buruk terhadap siapapun, termasuk kepada orang yang baru dikenalnya, namun harus waspada”. Nah, difinisi waspada itulah yang relatif sulit terjemahannya. Dibawah ini contoh kasus kriminal pada beberapa waktu laluyang menimpa salah seorang tukang ojek yang biasa mangkal di mulut gang rumah saya.

Sebut saja tukang ojek tersebut bernama Bang Gafar. Orangnya baik, ramah, supel dan mudah akrab dengan siapapun. Dia sudah cukup lama berprofesi sebagai tukang ojek, namun sempat berhenti untuk beberapa tahun lamanya lantaran mendapat tawaran kerja sebagai TKI ke Taiwan. Habis kontrak kerjanya dia balik lagi Jakarta dan tidak bermaksud melanjutkan kontrak kerjanya. Dengan modal uangyang lumayan banyak dia akan membuka usaha sendiri, selain itu pula dia ingin meneruskan profesi semula selaku tukang ojek. Lalu dia membeli sebuah speda motor baru, Yamaha RX King yang terkenal lincah dan handal itu. Kira kira baru seminggu Bang Gafar mangkal di mulut gang sudah mendapat seorang pelanggan setia yang suka minta diantar kesana kemari. Rupanya keduanya cepat akrab. Tiap hari si pemuda langganan yang dipanggil mas Roni tersebut nongkrong untuk ngobrol ngobrol dan bercanda–ria dengan para tukang ojek dipangkalan ojek (mulut gang) tersebut. Dia memperkenalkan diri sebagai putra pemilik rumah sebelah pangakalan ojek itu, kuliah di Bandung dan sedang libur semesteran. Meskipun baru2 minggu mas Roni merajut persahabatan dengan para tukang ojek termasuk dengan Bang Gafar, tapikeakrabannya seperti sudah terjalin lama.

Suatu pagi mas Ronikepada para tukang ojek sahabat barunya tesebut pamitan dimana siang nanti akan berangkat ke Bandung, karenabesok sudah mulai kuliah lagi. Kemudian dia minta Bang Gafar mengantarnya ke pasar Cibubur untuk membeli beras. Sesampainya di pasar, dia minta Bang Gafar menunggu diparkiran, sementara diamasuk kedalam pasar sendirian, tidak berapa lama dia kembali dengan menenteng bungkusan beras kira kira 10 Kg.

“Bang Gafar, barusan ada SMS dari mamah agar sekalian ngambil ban mobil di Pal, Kelapa Dua. Supaya tidak repot, abang tunggu saja disini, motornya saya pinjem sebentar untuk ngambil ban” kata mas Roni.

Tanpa ba-bi-bu Bang Gafar lansung menyerahkan motor, kunci kontak, helm + STNK. Hingga siang mas Roni tidak nongol nongol, ditunggu sampai sore juga tidak ada batang hidungnya. Malam harinya Bang Gafar bersama tukang ojek lainnya mendatangi rumah sebelah pangkalan ojek tersebut, diutarakanlah kronologis kejadiannya termasuk perkenalannya dengan pemuda yang mangaku bernama Roni. Bapak-ibu tuan rumah kaget bukan kepalang, beliau tidak punya anak bernama Roni dan kuliah di Bandung. Memang tuan rumah punya anak satu laki laki sudah berkeluarga, tinggal di Karawang dan dua orang putri juga sudah berkeluarga, masing masing ikut suaminya. Mendengar penjelasan tersebut Bang Gafar dan kawan kawan malah berbalik kaget. Rupanya mas Roni yang bertampang genteng ramah dan supel tersebut ternyata seorang penipu solo (tunggal). Dia pandai memainkan psikologis orang lain sehingga terperdaya lantas dengan mudah dan tanpa sadar kena tipu.

Setelah kejadian itu Bang Gafar akhirnya meneruskan kembali kontrak kerjanya ke Taiwan hingga saat ini.

Silahkan petik sendiri hikmah dari kejadian tersebut diatas. Waspadah! ......... Waspadalah!...Waspadalah!.



Kata bijak : "sebaik baiknya dugaan, berprasangka baiklah yang paling menentramkan"

Jakarta, 29 Maret 2013;

- Nur Setiono -




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline