Dalam adat istiadat budaya Jawa, jika ada yang meninggal dunia sebelum jenazahnya dibawa ke pemakaman, lazimnya diadakan upacara ‘brobosan’ terlebih dahulu. Yaitu segenap keluarga, mulai dari yang paling tua usianya berjalan ‘mbrobos’ atau berjalan melewati kolong tandu janazah yang tengah dipikul. Upacara ini dimaknai sebagai penghargaan dan penghormatan kepada orang tua yang telah meninggal dunia.
-------------*****--------
Nah, ……. ketika ibunda tercinta si Abal meninggal, karena menderita sakit yang sudah lama, ada permintaan yang aneh ‘nyeleneh’ dari sang ayah, Tn. Amat Lebay.Beliau tidak bersedia ikut upacara ‘brobosan’ dengan alasan takut dianggap berkhianat terhadap almarhumah istrinya tersebut. Semua keluarga berupaya untuk membujuknya dan menanyakan perihal pengkhianatan semacam apayang dimaksud.Setelah dibujuk rayu dan diberi pengertian oleh pak RT, barulah beliau bersedia, dengan syarat “sesudah mbrobos beliau sendiri akan melakukan‘plangkahan’ yakni melangkahi janazah sang istri”.Terang saja syarat tersebut ditolak keluarga, dengan alasan tidak sopan dan tidak ada dalam tuntunan adat.
Mau tahu alasan beliau harus melakukan ‘plangkahan’? Berikut adalah petikan dalihnya :
“Abal dan anak anakku serta keluarga sekalian, pelangkahan ini sebenarnya merupakan permintaan almarhumah sendiri kepada papah”ungkap Tn. Amat Lebay, dihadapan anak anak dan keluarga besarnya.
“Ah,….. masak sih…!” kata para keluarga, serempak kaget.
“Begini, beberapa tahun lalu saat bundamu masih sehat walafiat papah pernah terus terang minta ijin untuk nikah lagi alias berpoligami-ria”papar papahnya si Abal atau Tn. Amat Lebay, seraya meneruskan kelimatnya “waktu itu bunda kalian memberikan ijin sambil mengatakan ‘LANGKAHI DULU MAYAT SAYA....!’. Nah,…… kali ini waktu yang tepat untuk memenuhi permintaanya bukan?” jelasnya dengan mantap.
Si Abal & keluarga : “……….?????%%%%$$#$%%?????????????????????.....!!! glekkkkk, uedhan !!”
----------- ******--------------
·Just Joking.
·Tema joke ini sebenarnya sudah lama sekali beredar, namun ceriteranya menyangkut ‘olok olokan’ terhadap seorangex pejabat penting orba. Oleh karena itu disini saya kreasi ulang via tokoh ortu si Abal.