Lihat ke Halaman Asli

Rapat Imajiner Orang Kenthir Desa Rangkat

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Jujur, saya paling takut naik pesawat udara, apalagi perjalanannya pada malam hari, maskipun sudah berulang kali.

Jum’at, 29 Oktober 2010 di Bandara El Tari Kupang, sambil menunggu keberangkatan pesawat ke Jakarta yangsemula akan take-off pukul 16.00,ternyata tertunda hingga pukul 19.00 baru bisa terbang. Selama dalam penantian keberangkatan tersebut jantung kadang kala terasa berdetak kencang, gelisah serta membayangkan anak dan istri dirumah sedang menunggu saya pulang, bahkan sang anak siap menjemput di Bandara Soehatt Cengkareng Banten.

Untuk mengalihkan kecemasan, saya berkhayal, yang kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan ‘ngawur’ berupa anekdot dibawah ini :

______ 00000______

Syahdan, sejumlah orang kenthir Desa Rangkatterlihat sedangasyikberbincang bincang di sudut ruangan sebuah café tersohor di desa itu.

Mereka tengah merencanakan sebuah pertemuan atau rapat akbar nasional para kenthirist. Hal ini karena terilhami olah berita The 13 th Clowns Convension yangberakhir tanggal 26 Oktober 2010 kemarin di Mexico City Amerika Tengah.

Panitya kecil –yang tidak kecil, karena anggotanya ratusan kenthirist- lalu dibentuk. Tugas pokoknya adalah sebagai pelaksana teknis pertemuan mulai darimenyusun agenda pertemuan, menentukan siapa siapa pejabat yang layak diundang untuk memberikan ‘tausyiah dan arahannya,menyiapkan segala fasilitas dan tetek-bengek keperluan administrasi rapat, termasuk mencari sponsor atau penyandang dana nantinya dan lain sebagainya.

Yang menarik, pada rapat panitya tersebut terjadi eyel-eyelan antar panitya sendiri, terutama dalam menanggapi usulan perlu dan tidaknya mengundang anggota parlemen yang sangat terhormat guna menjadi pembicara. Sebagian ada yang mendukung, dengan alasan, karena konon para anggota parlemen tersebut rata rata sering berperan sebagai badut sehingga siapa tahu bisa menularkan pengalamanamat berharga yang dimilikinya itu. Tingkat kelucuan mereka itu, kata orang lebih tinggi dari group lawak terkenal, Srimulat. Hal ini telah dibuktikan dengan hengkangnya group lawak tersebut dari Taman Ria Senayan, sebagai akibat tidak kuatnya menghadapi tekanan persaingan dari parabaduttetangga sebelahnya, yakni yang bermarkas di Gedung Parlemen.Yang tidak setujupun tentu berpegang pada alasan, yakni merasa kasihan kepada anggota parlemen yang harus diganggu dengan acara yang tidak penting ini.Padahal kita tahu sendiri, saat ini merekasedang sibuk sibuknya nguber nguber kasus Bank yang ditenggrai menggasak uang negara, Uji Kepatutan terhadap beberapa calon pajabat penting negeri, menggoalkan dana apirasi, membangun kantor baru yang super keren serta padatnya acara study banding keluar negeri dan lain sebagainya, dimana konon semua kegiatan itu mereka lakukan demi kepentingan rakyat ‘malata’ ,…. aih, maksudnya rakyat jelata.

Selain itu, pemilihan siapa pakar yang dianggap layak untuk ditampilkan mengisi acarapun tidak lepas dariberdebatan yang luas, mengingat banyak para pakar hanya pandaiberhipotesa penuh idealisme tanpa pernah berpraktek dilapangan untuk membuktikan hipotesisnya tersebut dengan baik. He…he…. mereka lebih gemar adu argumentasi dan teori saja di dalam ruangan ber AC sebuah studio TeVe sambil diberi applaous, tepuk tangan rame rame oleh para pemirsa dan pengagumnya yang sengaja didatangkan ke studio tersebut.

Yang tidak kalah serunya juga ketika panitya kecil tersebut membahas gagasan petingnya study banding ke luar negeri sebelum petertemuan akbar berlangsung, misalnya ke Mexico.Biarpun konvensi mereka sudah berakhir, setidaknya masih bisa menemui mantan panityanya guna menggali pengalaman menyelenggrakan pertemuaan para badut dimaksud.He…he…. padahal sih, pingin rekreasi dan memborong pakain badut yang beraneka corak disana dengan memakai kedok Study Banding atas nama dan demi kemajuan organisasi. Hangatnya pembahasan, kerena semua panitya berhasrat keras untuk ikut study banding dan menjadi ketua rombongan. Ketua Rapat Panitya Kecil sering mengingatkan, “Hai,……. sodara sodara, tolong diskusinya jangan serius……….. jika perlu diselingi dengan tidur bareng sejenak, ber SMS-ria, baca koran atau ngerokok bareng para supir didriver room……..“

Saking semangat dan padatnya acara -yang di buat-buat-, akhirnya secara tidak sengaja panitya menyepakati bahwa pertemuan akbar nantinya akan diselenggarakan selama lima hari berturut turut.Peserta boleh membawa isteri, anak dan pembantu maupun pacar serta calon mertua bagi yang masih ngejomlo atas biaya panitya, tentu dengan fasilitas akomodasi menginap dihotel kelas super mewah. Dengan catatan anggota keluarga tersebut tidak diperbolehkan ikut hadir dirung sidang. Biarkan mereka mencari kesenangnannya sendiri sendiri, baik di dalam ataupun di luar hotel.

Agenda Acara Pokok :

Hari pertama akan diisi oleh ceramah para pejabat atau tokoh penting nasional maupun internasionalguna memberikan pencerahan dan pembekalan. Dalam agenda ini sangat ditabukan para peserta untukberinteraktif dengan pembicara, karena dikhawatirkan akan menjadi arena debat kusir ‘ngalor-ngidul’ tidak karuan, sekaligus sebagai ajang menelanjangi aib dan wawasan para pembicara yang paling ‘terhormat’ tersebut dihadapan public. Maklum, secara keseluruhan acaranya akan diliput oleh media masa cetak dan elektroniksecara live apa adanya, tanpa sensor sedikitpun. Bagi peserta yang nekat ‘slonong boy’ melakukan interupsi, tidak segan segan panitya akan memberikan hukuman antara lain berupa meminta maaf dihadapan peserta rapat sambil membungkuk bungkukkan badan, mencium lutut dan menyemirkan sepatu pembicara yang mendapat iterupsi tersebut. Malam harinya dilanjutkan dengan rapat pengesahan tata tertib sidang dan pembentukan komisi komisi beserta penetapan pimpinan + anggotanya.

Hari kedua, rapat komisi di komisinya masing masing.

Hari ketiga acara hiburan. Kecuali lawak,beberapa sinden atau penyanyi ternama akan ditampilkan semeriah mungkin.

Hari keempat agenda ‘shoping’ bareng, dengan alokasi dana tanggungan panitya pelaksana.

Hari kelima Rapat Pleno,yakni mengkompilasi dan membahas seluruh hasil rapat komisi untuk dijadikan keputusan akhir rapat, serta pembagian door prize.

Mengagendakan Acara Hiburan dan Shoping Bareng (hari ketiga dan keempat)dianggap sangat penting dan bermanfaat. Mengingat hal tersebut sebagai upaya untuk mengendorkan urat syaraf para kenthirist, guna menghadapi Sidang Pleno di hari terakhir nantinya.

Sebenarnya dalam pertemuanbesar itu, direncanakanada agenda tersembunyi yang akan diselundupkan atas pesanan sponsor, yaitu mengusulkan kepada pemerintah agar praktek KKN yang sudah terlanjur membudaya dinegeri ini sebaiknya dilegalkan saja. Dalihnya adalah, karena selama ini gerakan pemberantasan KKN meskipun telah dibentuk lembaga ad-hock seperti KPK, Satgas Mafia Hukum dsb, toh hasilnya, begitu begitu saja.Malah terkesan membuang buang waktu, energy dan biaya. Kalau KKN di halalkan, tentu pemerintah akan mendapat pahala, sebabbisa membantu para pejabat & keluarganyanya hidup tenang, sejahtera, tidak berprilaku munafik sehingga urung masuk neraka.

Lamunan terhenti,disaat tiba tiba ada suara “Ning nong, …..perhatian … peerhatian…… bagi para penumpang yang akan ke Jakarta harap segera menuju pesawat melalui pintu satu A”.

He…he…. ceritera diatas sekedar joke saja.

*gambarailustrasi hasil ‘nyodok’dari google chrome.

Kupang NTT, 29 Oktober 2010;

-Nur Setiono-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline