Lihat ke Halaman Asli

Setio Budianto

Saya adalah seorang Praktisi dan Akademisi Pariwisata, juga Guide Berbahasa Inggris. Disamping itu menulis buku fiksi dan non fiksi

Tarian Bocah Perkebunan (4)2008: Layar Terkembang

Diperbarui: 17 Juni 2023   09:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Alps Cafe, ILO Headquarters.

Di meja itu tersaji sepiring Zopf, ditemani oleh kopi krim yang lembut. Fitzgerald  menoleh ke kanan – kiri. Ia sedikit gelisah karena menunggu menunggu seseorang. Baru saja ia menghadiri acara workshop mengenai HAM di dunia yang yang diselenggarakan PBB. Kali ini acara digagas oleh OHCHR, kantor PBB yang mengurusi HAM. Kebetulan di sana ia bertemu dengan Johan Leighton, kolega lamanya yang kini menjadi  Deputi Penegakan HAM di kantor tersebut. Karena ramainya acara, mereka hanya berbincang sebentar, dan sepakat bertemu selepas acara di cafe seberang tempat workshop. Fitz lalu memberi kode kepada Waiter  untuk mendekat. 

       “Aku pesan Rivella satu, juga Zurchergeschnetzeltes  satu…”

       “Baik pak…” jawabnya sambil berlalu. 

Bersamaan dengan itu, di halaman cafe, sebuah sedan keluaran Jerman mendekat. Setelah kaca samping depan terbuka, seorang pengemudi melambai ke arah Fitz dan mereka berdua tersenyum. Beberapa menit ia telah muncul didepan Fiz

       “Duduklah Jo…!” Fitz mempersilahkan.

       “Okey, Fitz…!” 

Johan melambai ke arah waiter.

       “Coklat krim hangat, pak…!” serunya. Waiter itu mengangguk dan segera berlalu.

       “Hei, bagaimana kabarmu? Lama sekali sejak konferensi HAM 3 tahun lalu…” Fitz berkata dengan nada riang, laiknya seorang kawan yang lama tak bersua. Antara ILO, organisasi perburuhan PBB dan OHCHR memang dekat dalam konsep mengurusi hak – hak manusia dan perburuhan. Hanya saja karena kesibukan masing – masing, cukup lama mereka tak bertemu…

       “Oh, baik. Yah, itu semua karena kesibukkan. Aku sering ditugaskan ke Asia dan Afrika, meski waktunya pendek maksimal dua minggu. Selain itu sering terbang ke Den Haag, koordinasi dengan Amnesti Internasional yang berkantor di sana.” Ujar Johan sembari menyeruput coklat krimnya yang baru datang. Sementara Fitz memejamkan mata sambil mengunyah kue Zopf yang lezat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline