Kesenian adalah salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia. Menurut Koentjaraningrat dalam Pengantar Antropologi (2000 : 202, Rineka Cipta Jakarta) disebutkan bahwa Kesenian masuk sebagai unsur utama Kebudayaan selain Bahasa, Sistem Pengetahuan, Organisasi sosial, Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi, Sistem mata pencaharian hidup, dan sistem religi. Artinya bahwa, di semua bentuk kebudayaan mulai kebudayaan tingkat tinggi termutakhir hingga kebudayaan kuno zaman prasejarah unsur seni ini telah ditemukan. Lukisan masa prasejarah di Spanyol dan Perancis adalah buktinya. Goa Lascaux di Perancis yang berusia ribuan tahun penuh berisi lukisan cap tangan masa prasejarah berupa hewan-hewan buruan seperti banteng, bison dan lain-lain. Juga di Indonesia seperti di Gua Liang Kobori, Kabupaten Muna Sulawesi Selatan. Penuh dengan lukisan serupa.
Seni, dalam proses dan hasil akhirnya, tentu memiliki sebuah pesan yang ingin disampaikan. Dinding-dinding relief Candi misalnya, banyak berisi relief-relief yang berisi cerita-cerita yang memiliki dimensi religius berupa petuah, nasehat kepada generasi mendatang. Begitu pula pesan yang ingin disampaikan oleh manusia prasejarah dalam lukisan cap tangan di gua purbakala (meskipun pesan yang disampaikan tidaklah sejelas relief di Candi). Ada unsur religi seperti pemujaan terhadap roh nenek moyang/unsur animisme dan dinamisme karena belum mengenal agama , juga teknik tertentu misalnya tentang cara berburu, waktu yang tepat untuk berburu yang berkaitan dengan astronomi sederhana. Semua pesan yang ingin disampaikan tergurat dalam produk seni yang mereka ciptakan.
Seni musik adalah bagian atau elemen dari kesenian secara luas selain bentuk seni lain seperti seni gerak, seni lukis, seni grafis dan lain-lain. Sedikit berbeda dengan bentuk seni yang lain, seni musik adalah seni yang paling mudah diakses dan dinikmati oleh masyarakat luas. Ia begitu sederhana mengiringi setiap gerak nafas kehidupan manusia. Seni musik berbeda dengan seni relief dan seni pahat misalnya, yang hanya diakses dan dinikmati oleh kalangan tertentu yang sehari-hari berkutat dalam bidang tersebut. Ibarat kata, seni musik adalah olahraga sepakbola. Ia diminati dan mudah dipraktekkan semua kalangan. Terkait pesan, jelas banyak hal yang bisa disampaikan oleh seseorang atau kelompok melalui musik. Dan dalam sejarah, musik menjelma menjadi banyak bentuk pesan kepada khalayak. Ia bisa membawa pesan perdamaian, cinta, persahabatan, solidaritas kelompok. Musik juga bisa menjadi simbol perlawanan terhadap kesewenang-wenangan penguasa, jawaban atas sikap represif dan diskriminatif yang diterapkan. Pesan yang disampaikan juga bisa berbentuk sindiran, ajakan atau kampanye pada bidang tertentu misalnya lingkungan hidup, menolak perang, anti narkoba dan lain sebagainya. Pesan dalam musik terbagi menjadi dua. Secara Eksplisit disampaikan melalui lirik-lirik lagu dan aransemen musik. Dan secara Implisit melalui lifestyle, slogan dan gaya hidup sang pelaku musik baik solois maupun grup.
Namun tidak semua penyanyi solo atau grup musik memiliki konsep pesan demikian. Banyak juga pemusik yang hanya sekedar bermusik untuk mengikuti selera pasar (komersial). Hal ini tidaklah salah. Karena secara hakikatnya, kembali kepada pemikiran dasar bahwa bermusik selain menyalurkan hobi, orang juga mencari uang dan kekayaan. Seberapa banyak orang mendengarkan dan mengakses lagunya, seberapa banyak orang membeli tiket dan datang ke konsernya. Demikian pemikiran pragmatis yang mendasari konsep pemusik komersial.
Dunia mencatat, banyak grup musik memiliki konsep kuat untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu sejak awal perkembangan musik, utamanya setelah Perang Dunia II berlalu. Ada grup musik legendaris The Beatles dari Inggris yang menyuarakan lagu anti perang dan himbauan perdamaian dalam lagu "Imagine". Juga grup slow rock asal Jerman, Scorpion yang menyuarakan pesan yang sama dalam "Wind of Change". Spesial lagu ini menceritakan runtuhnya tembok Berlin dan bersatunya dua Jerman. Sementara itu, Guns 'N Roses dari Amerika menyoroti dan mengkritik tajam perang, kekerasan lewat lagu "Welcome to The Jungle". Tak ketinggalan, Grup Punk dari California AS "The Offspring"mengkritik kekerasan lewat lagunya "The Kids Aren't Allright". Michael Jackson, diakui dan dikenal lewat lagu-lagunya tentang kenestapaan lingkungan akibat pembalakan liar, deforestasi. Lagunya "Earth Song" begitu menggetarkan hati siapapun yang mendengar. Dari Kutub Utara hingga Selatan, Dari Eropa hingga Afrika. Kekuatiran akan lingkungan adalah kegundahan bersama umat manusia penghuni bumi ini. Dari Indonesia, siapa yang tidak kenal dengan satu-satunya (Hingga saat ini) Penyanyi Indonesia yang mendapat gelar "Asian Hero" oleh Majalah Time Asia pada 2002 yaitu Iwan Fals. Iwan Fals melalui lagu-lagunya dari awal mengkritik keras penguasa yang korup, diskriminatif. Iwan Fals dan lagu-lagunya adalah cerminan perlawanan terhadap penguasa. Ia dikatakan berani sebenarnya, karena melakukannya sebelum Masa Reformasi. Dimana masa itu sangat tertutup dan anti kritik.
Sementara untuk tataran yang lebih lunak, ada Ebiet G Ade yang menyuarakan spiritualitas, cinta lingkungan lewat lagu-lagunya. Untuk generasi yang lebih muda, ada Grup Efek Rumah Kaca dari Jakarta dan Grup Navicula yang dikenal idealis dan memiliki concern kuat di bidang lingkungan dan sosial. Penamaan ERK sendiri yang tak biasa sudah mengarahkan penikmat musik tentang kiprah mereka sebagai band idealis. Yang tidak boleh dilupakan, adalah kiprah Grup Band Punk "Marjinal" yang juga banyak mengkritik berbagai praktek kehidupan yang tidak sesuai, misalnya lewat "Marsinah" dan Negeri Ngeri". Selebihnya, adalah Band biasa bertema cinta yang mengikuti selera pasar (komersil).
Diatas telah dijelaskan, selain grup yang menyuarakan pesan secara jelas lewat lirik-lirik dalam lagu, ada juga grup yang menyampaikan pesan secara Implisit melalui slogan, gaya hidup, atribut yang dipakai atau lifestyle kepada penggemar. Misalnya Grup Slank yang sering mengkampanyekan perdamaian, cinta dan saling menghargai kepada penggemarnya. Juga anjuran menghindari Narkoba. Slogan ini memang kadang tidak tercantum dalam lirik, namun disuarakan dalam komunikasi saat live konsernya. Tak heran, Slank memiliki penggemar yang sangat fanatik, sehingga membentuk komunitas-komunitas. Apa yang disampaikan oleh Slank sungguh mengena dan bermanfaat.
Namun terkait atribut dan lifestyle, tak jarang juga menimbulkan masalah. Seperti polemik yang mewarnai rencana kedatangan grup band asal Inggris baru-baru ini. Karena apa yang mereka pesankan, tidak tertera dengan jelas dalam lirik lagu. Mereka hanya sering mengenakan atribut tertentu yang mengandung suatu "pesan". Namun pesan apakah itu, hingga kini belum tersampaikan secara gamblang maknanya. Dalam ilmu komunikasi, hal ini cukup berbahaya karena antara komunikator sebagai pemberi informasi dan komunikan sebagai penerima informasi tidak berada dalam persepsi yang sama tentang "makna" sesuatu yang dihadapi. Sehingga publik dan pihak eksternal sering salah mengartikan maksud dan tindakannya. Ini yang akan menimbulkan miskomunikasi. Dari sisi penikmat dan penyampai tidak sama persepsinya. Terbukti, banyak klarifikasi yang dilakukan, diluar substansi konsernya sendiri kepada publik. Oleh karenanya, bila diminta memilih, pesan yang disampaikan melalui lirik lagu lebih efektif dan mengena kepada penggunanya. Lebih gamblang dan dimengerti. Musik adalah bahasa universal yang harus bermanfaat bagi masyarakat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H