Model teori belajar gaya Kolb adalah experiential learning yang dikembangkan sekita tahun 1980, proses belajar yang melalui pengalaman baru, melibatkan observasi, dan memecahkan masalah diharapkan dengan mentranformasikan hal baru, anak dapat menangkap dan memahami makna belajar. Melalui pengamatan dan percobaan, pengalaman baru untuk anak dapat dibentuk. David Kolb dikenal sebagai psikolog Amerika, dengan teorinya "Belajar Empat Tahap". Bagaimana empat tahap ini berpengaruh? Mari kita bahas singkat saja.
Siklus yang memuat 4 elemen itu adalah :
- Concrete Experience (emotions). Berdasarkan pengalaman konkret menekankan dari segi pengalaman awal anak melalui relasi dengan sesama, meskipun anak belum paham mengapa suatu dapat peristiwa terjadi, namun anak belajar memiliki sensivitas pada perasaan orang lain.
- Reflective Observation (watching). Hasil pengamatan yang aktif dan reflektif ditinjau dari anak akan mengamati dan menyimak suatu kejadian, dari hal tersebut ada usaha anak untuk berpikir dan memahami perkara didepan mata.
- Abstract Conceptualization (thinking). Dari keberpikirannya anak mulai membuat konseptualisasi atau membuat teorinya sendiri dari suatu hal yang pernah diamatinya, ide dan perencanaan muncul hasil pemahaman intelektualnya.
- Active Experimentation (doing). Masuk pada experimentation, anak sudah berani dan kuat akan kemampuannya. Lewat perbuatan anak dapat mempengaruhi orang lain.
Implikasi pada pendidikan adalah diluar dari kesadaran siswa ini dilakukan secara berkesinambungan, karena terjadinya seringkali begitu saja, cukup sulit dalam menentukan kapan beralihnya siklus siswa. Styles or learning adalah hasil pemikiran Kolb tentang pemahaman bahwa setiap siswa itu memiliki sendiri cara belajar sesuai karakter masing-masing. Gaya belajar menjadi suatu cara yang efektif.
Dari 4 elemen siklus yang dikenalkan Kolb memunculkan 4 gaya belajar, yaitu :
- Diverger : lebih kepada mengamati
- Assimilator : sudah kombinasi berpikir dan mengamati
- Converger : hasil kombinasi berpikir dan melakukan
- Accomondator : perasaan dan tindakan disertakan
Keistimewaan teori ini adalah dapat meningkatkan percaya diri, kerja sama, komitmen, pengambilan keputuan, kemampuan pemecahan masalah dalam menghadapi situasi yang tak terduga, serta komunikasi dengan sesama. Dan seperti kebanyakan teori tentu kelemahan akan ada, bagi anak yang pemalu akan sulit mencurahkan pengalaman dirinya dan waktu yang digunakan relatif panjang.
Fasilitator siswa dalam siklus experiential learning adalah guru yang bertugas mengarahkan. Siswa sebagai student center, guru memfasilitasi pengalaman belajar sehingga siswa dapat memaknai proses pemahaman. Efektif diterapkan pada pelajaran Matematika, siswa dari mengamati, menyimak, bernalar, memecahkan masalah, sampai tindakan, mampu memahami asal usul sebuah rumus dan memecahkan masalah sendiri melalui tindakan percobaan. Silahkan Bapak/Ibu guru implikasikan pada kelas, kita akan tahu hasilnya setelah bereksperimen.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H