Lihat ke Halaman Asli

_setwet14_

Mahasiswa

Rindu Abadi Dalam Helaan Nafas

Diperbarui: 9 Juni 2024   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Ayah, kepergianmu menyisakan lara
Seperti daun gugur di musim senja
Tanpa ucapan selamat tinggal yang sempat terucap
Kehilanganmu menorehkan luka yang mendalam

Dulu, di tiap langkahmu yang tegar
Ada kekuatan yang selalu mengiringi
Kini langkah-langkah itu hampa, sunyi
Tanpa bayanganmu yang gagah berdiri

Rumah ini seakan kehilangan cahaya
Tak ada lagi suara tawa yang menggelegar
Kisah-kisah petualangan yang selalu kau bagikan
Kini hanya tinggal kenangan yang melayang

Pagi yang dulu penuh semangat
Kini sepi tanpa sapaan hangatmu
Tak ada lagi tangan yang kokoh menggendongku
Tak ada lagi nasihat bijak yang kau utarakan

Ayah, aku merindu setiap petuahmu
Kebijaksanaanmu yang selalu menuntun jalanku
Kini aku hanya bisa berdoa dalam diam
Agar kau tenang di alam sana

Kasihmu tetap hidup dalam setiap detak jantungku
Walau ragamu tak lagi di sisi
Aku tahu kau selalu mengawasi
Menjaga dari kejauhan dengan kasih abadi

Kepergianmu mengajarkanku arti kekuatan
Bahwa meski raga telah tiada
Cinta seorang ayah tak pernah pudar
Dan aku akan selalu mengingatmu dalam setiap jejak langkahku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline