Lihat ke Halaman Asli

_setwet14_

Mahasiswa

Senyum Kehidupan Sesaat

Diperbarui: 6 Juni 2024   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Air mata mengalir perlahan,
Menitis di pipi, bercerita tentang luka yang dalam,
Namun di wajah, senyum mengembang,
Menyembunyikan duka dalam keheningan malam.

Air mata adalah saksi bisu,
Tentang jiwa yang pernah patah,
Namun senyum tetap menghias bibir,
Bagai pelangi setelah hujan reda.

Dalam setiap tetes air mata,
Tersimpan sejuta kisah dan harapan,
Namun senyum yang tercipta,
Adalah kekuatan dari hati yang tabah.

Air mata jatuh tanpa suara,
Mengalir seperti sungai yang tak pernah kering,
Namun senyum tetap bertahan,
Menghadapi setiap badai yang datang menghalang.

Bukan berarti tiada rasa sakit,
Namun keberanian untuk tetap berdiri,
Dengan senyum yang memeluk lara,
Mengubah kepedihan menjadi energi.

Air mata dan senyum bersatu,
Dalam tarian kehidupan yang tak pernah berhenti,
Menunjukkan bahwa dalam setiap derita,
Ada kekuatan untuk terus melangkah, tak pernah mati.

Biarlah air mata berbicara tentang masa lalu,
Namun senyum adalah janji untuk masa depan,
Dalam hati yang penuh luka,
Tetap ada cahaya yang tak pernah padam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline