Lihat ke Halaman Asli

Setiawan Widiyoko

Pemasaran dan Humas Universitas Islam Sultan Agung Semarang

Mitos Ngawur Gerhana 1983-2016

Diperbarui: 7 Maret 2016   05:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="sumber: Dokumen Pribadi"][/caption]Pagi akan berumur sebentar saat rabu 9 maret 2016 nanti.  Belasan propinsi dan puluhan kabupaten kota di Indonesia akan kembali gelap gulita meskipun matahari baru terjaga.  Tak ada hal yang menakutkan dalam persitiwa gerhana matahari total itu. Larangan keluar rumah oleh pemerintah agar tidak terjadi kebutaan massal seperti kejadian 1983,  sekarang terkubur  dalam dalam oleh mitos yang tidak dapat dipertanggung jawabkan dan ngawur secara teori. Mitos itu telah melemahkan para intelektual antariksa dan astronomi kepada dunia atas kebodohannya.

Gerhana matahari total merupakan momen langka , dan manusia hanya dapat menyaksikan dua kali dalam hidup nya. Untuk menikmati gerhana total berikutnya dengan wilayah yang sama atau berdekatan, kita harus menunggu 55 tahun dalam penantian yang lama. Menurut Lapan Indonesia kedapatan Gerhana matahari total mulai 18 Mei 1901 dengan lama gerhana 6 menit 29 detik (sumatera dan Kalimantan), 21 Februari 1922 lama gerhana 5 Menit 59 detik (Jawa ), 9 Mei 1929 lama gerhana 5 menit 7 detik (sumatera), 5 Februari 1962 lama gerhana 4 menit 8 detik (Sulawesi, papua), 11 Juni 1983 lama gerhana 5 menit 11 detik (jawa, Sulawesi bagian selatan, perairan Maluku), 24 oktober 1995 lama gerhana 2 menit 10 detik (Kalimantan).

Untuk tahun 2016  Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyampaikan bahwa peristiwa gerhana matari total ditanah air akan terjadi selama 1,5-4 menit. Semakin ketimur semakin lama. Gerhana matahari total diwilayah Indonesia bagian barat akan terjadi sekitar pukul 06.20 WIB, diwilayah tengah pukul 07-25 WITA  dan diwilayah timur sekitar pukul 08.36 WIT. Sedangkan titik awal gerhana matahari  berawal dari samudera hindia dan akan berakhir di samudera fasifik. Berikut tabel gerhana matahari total di beberapa wilayah indonesia.

[caption caption="sumber: Dokumen Pribadi"]

[/caption]

Merayakan Gerhana 

Tahun ini gerhana matahari total akan menjadi jujukan wisatawan dari kalangan akademis, ilmuan atau wisata baik lokal, nasional maupun internasional untuk sekedar mengabadikan berbagai gambar persitiwa langka ini. Seperti di Bangka akan kedatangan tamu dari puteri kerajaan Thailand secara khusus akan menyambangi wilayah ini. Pemerintah kota dan kesultanan telah mempersiapkan penyambutan istimewa. Pemerintah daerah juga menyediakan setidaknya ada 5.500 kacamata mereka mengemasnya dalam rangkaian acara festival melihat fenomena gerhana sebagai dagangan plus untuk mendongkrak wisatawan. Ternate dan Maba dipilih sebagai tempat yang akan banyak di datangi wisatawan karena wilayah ini merupakan wilayah dengan durasi gerhana total cukup lama yaitu berkisar 3 menit 17 detik. Tak heran jika wilayah ini akan dibanjiri wisatawan asing.

Tentu ini akan berbanding terbalik dengan peristiwa tahun 1983, pemerintah melarang warganya keluar rumah saat gerhana matahari tiba karena dapat minimbulkan kebutaan, petani tidak lagi mendapatkan larangan untuk mencari pakan ternaknya saat gerhana, atau pemerintah tidak akan mengeluarkan kebijakan memulangkan PNS sebelum saat gerhana matahari.

Jagan sampai mitos ngawur muncul pada gerhana kali ini, mereka yang lagi hamil tidak perlu sembunyi dibawah dipan karena takut raksasa memakannya, para penjual kacamata gerhana tidak lagi takut untuk memperjual belikan secara bebas.  Stasiun televisi diberikan kebebasan untuk menyiarkan dan merekam secara langsung momen langka ini, TVRI tidak lagi men jadi stasiun dominan seperti 33 tahun lalu.

Kali ini kita harus memberikan pelajaran berharga untuk generasi muda akan pentingnnya menumbuh kembangkan kultur cinta ilmu, seperti menggerakkan anak anak sekolah untuk menonton gerhana, komunitas-komunitas Astronomi, dengan dukungan dari pemerintah kota atau kabupaten dapat mengajak anak sekolah untuk membuat peralatan sederhana untuk menonton gerhana. Atau anak anak diberikan tugas untuk mengamati perilaku hewan, tumbuhan saat terjadi gerhana.

Setidaknya para akademis dan para peneliti dapat memanfaatkan momen ini untuk memperdalam ilmu pengetahuan, seperti menghitung adanya efek gravitasi yang membelokkan lintasan cahaya seperti yang dikemukakan oleh Albert Einstein dalam teori relativitas umum seratus tahun lalu.

Nampaknya Gerhana matahari total  tidak akan melintasi wilayah Jawa Tengah, padahal kami ingin mengamati tingkah hewan seperti ayam. Apakah ayam ayam akan kembali ke kandangnya karena mereka kira malam telah tiba, dan saat matahari mulai membuka apakah ayam jago akan kembali berkokok seperti saat subuh tiba. 

Mungkinkah kelelawar akan terbang mencari makan buah buahan dan serangga. Kehebatan manusia adalah karena diberikan kelebihan oleh sang pencipta, maka seperti adanya gerhana, melalui akal pikiran manusia akan menjadikan momen untuk menambah ilmu pengetahuan, sedangkan hewan yang tidak dibelaki ilmu pengetahuan mereka akan berfikir tertutupnya matahari oleh siklus alam sama dengan matahari tenggelam pada saat menjelang malam tiba. bisa jadi para hewan terheran heran " lho malam kok cuma sebentar malamnya" sambil berkokok ayam ayam jantan itu seperti linglung..hehehe...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline