Lihat ke Halaman Asli

Setiyo Bardono

TERVERIFIKASI

Staf Kurang Ahli

InaRI Expo 2022, Audit Teknologi, dan Empati yang Melahirkan Inovasi

Diperbarui: 9 November 2022   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni dalam diskusi panel tentang peran audit teknologi di InaRI Expo 2022 pada 28 Oktober 2022 (Foto Setiyo) 

Dalam benak kita, riset dan inovasi hanya berhubungan dengan sesuatu yang rumit atau kecanggihan teknologi. Ternyata, riset dan inovasi tidak bisa dipisahkan dari logika dan bisa bermula dari sebuah empati.

Kesimpulan itu saya dapatkan ketika mengikuti diskusi panel bertajuk "Peran Audit Teknologi Untuk Memperkuat Inovasi dan Daya Saing Bangsa," pada Jumat, 28 Oktober 2022. Diskusi panel tersebut mengawali hari kedua acara Indonesia Research & Innovation Expo 2022 (InaRI Expo 2022) di Gedung ICC, Cibinong Science Center, Jawa Barat.

Sebagai informasi, InaRI Expo 2022 digelar oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) sebagai wadah untuk menampilkan berbagai keberhasilan riset dan inovasi karya anak bangsa.

Menjadi pembicara kunci dalam diskusi panel tersebut, Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Tri Mumpuni menegaskan bahwa setiap auditor teknologi harus punya cukup keseimbangan antara logika dan empati.

"Dengan empati, kita akan berjuang mencari cara untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi masyarakat," ujar Tri Mumpuni yang mendapat julukan "Perempuan Listrik".

Dari penjelasan peraih penghargaan Magsaysay Awards 2012 ini, saya mengetahui adanya beberapa level empati. Level empati misalnya dimulai dari membantu orang yang kesusahan atau berduka, tidak menipu orang karena kita tidak ingin ditipu orang lain, hingga berjuang dan mencari cara saat melihat permasalahan yang dihadapi masyarakat.

Tri Mumpuni pun menyisipkan pesan mulia, "Sebagai inventor Anda melihat ada desa yang masih gelap gulita, tidak ada air bersih, dan banyak anak tidak sekolah. Dengan empati, Anda tidak hanya merasa kasihan, tetapi Anda berjuang mencari cara dan upaya seperti membuat proposal, mencari CSR, atau merancang APBN yang mampu meng-addres isu-isu yang belum dinikmati oleh rakyat."

Audit teknologi, terangnya, merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Sisnas Iptek). "Kebijakan untuk mengawasi dan segala sesuatu yang berhubungan dengan riset dan inovasi memang seharusnya kita kerjakan dengan baik," tegasnya.

Beberapa hal menarik juga disampaikan oleh Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, R. Hendrian. Ia mengungkapkan, pemerintah menghadirkan Undang-Undang Sisnas Iptek sebagai upaya mendorong lebih cepat lahirnya inovasi. Harapannya penyelenggaraan Iptek bukan semata untuk Iptek, tetapi untuk mendukung pembangunan nasional.

Untuk itu, imbuhnya, kebermanfaatan inovasi harus diarahkan pada penguatan industri nasional dan munculnya usaha-usaha baru berbasis inovasi. Kekuatan inovasi dan industri ini akan mampu menunjang pertumbuhan ekonomi.

"BRIN sebagai satu-satunya lembaga riset milik pemerintah perlu mendorong sesegera mungkin kelancaran dan pemanfaatan audit teknologi. Melalui kegiatan audit teknologi dapat diketahui status aset teknologi dari sumber dan adopter-nya untuk dapat dipetakan secara rinci sehingga proses link and match dapat lebih terukur," tuturnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline