Jam setengah tujuh malam, Kunti sudah asyik berdandan di dahan pohon asem. Seperti biasa, Kunti memakai gaun warna putih favoritnya. Tak lupa bersolek memakai d'Meet Cosmetics yang dibelinya lewat olshop dengan opsi pembayaran COD.
Malam ini, Kunti rencananya ingin memberi kejutan pada Babang Kunto yang tinggal di Menara Saidah. Sudah dua bulan mereka tidak bertemu. Kunti takut Babang Kunto tergoda rayuan Si Manis Stasiun Cawang.
Kunti merekam langkah demi langkah saat bersolek. Rencananya buat bahan konten di akun youtube: Koenti-Imoetz yang bisa ditonton secara gratis, tanpa repot-repot mendaftar kartu prakerja. Judulnya mungkin: Cantik Sekejap Ala Kunti.
Selesai berdandan, Kunti menemui Emak Kunti yang sedang nonton drama Korea di telepon genggam. "Mak, Kunti mau ke Stasiun Gondangdia, ada janji ketemu ama Babang Kunto. Minta uang dong buat jajan ama isi kuota."
"Kamu ngapain ke stasiun, jam segini mah tutup, nggak tahu apa kalau sekarang musim corona. Kamu ini dikit-dikit minta uang buat kuota, kebanyakan main tik-tok sih."
"Ah Emak kok gitu sih, sama anak kok pelit."
Sambil bersungut-sungut, Emak mengambil uang di dompet putih bermerek Mori. Meskipun sudah emak-emak, namanya juga emak-emak, Emak Kunti juga suka mengoleksi barang bermerk buat dipakai saat pergi ke arisan emak-emak (ini kalimat kok banyak emak-nya yak).
"Sudah dibilangin kalau stasiun udah tutup nggak percaya. Nih ada uang dua ratus ribu, entar pulang beli kue pancong ya buat Emak."
"Iya Mak, Kunti pamit dulu ya," katanya sambil mencium tangan Emaknya.
Kunti-pun naik bajaj biru ke Stasiun Gondangdia. Lima belas menit kemudian, sampailah Kunti di Stasiun Gondangdia. Suasana terlihat sepi, tak seperti hari-hari. Biasanya stasiun masih ramai sampai tengah malam.