Sawunggalih Artfest 2018 (Safest 2018), event kebudayaan yang menghadirkan pelaku seni dari dalam dan luar negeri akan menguncang Purworejo, Jawa Tengah. Inilah saat yang tepat untuk mengasah kepekaan batin, sembari menikmati kelezatan kuliner dan keindahan alam Kota Pensiunan yang selalu ngangeni.
Safest 2018, digagas oleh, Nungki Nur Cahyani, penari dan koreografer kondang kelahiran Purworejo. Mengusung tema On The Track, Safest 2018 digelar di tempat yang unik yaitu Stasiun Heritage Purworejo pada 8-9 Desember 2018, pukul 19.00 - 22.30 WIB. Selain menikmati pagelaran seni budaya, pengunjung bisa wisata di stasiun tua.
Sawunggalih Artfest 2018 akan menampilan seniman baik tari, musik dan rupa dari berbagai daerah. Mereka diantaranya Lena Guslina dan Deden Tresnawan (Bandung), Denny Dumbo (Yogyakarta), Maria B Apriyanti (Jakarta), Iing Sayuti (Cirebon), Widya Ayu Kusumawardhani, Kemlaka, Danang Pamungkas, dan Galih Naga Seno (Solo) serta Komunitas Lima Gunung (Magelang).
Sedang dari luar negeri ada Diego Leonardo Oliveira dari Brazil bersama kawan-kawannya seperti Linda dari Belanda, Zhah Rong dari China dan lain-lain. Tak mau kalah, seniman-seniman Purworejo seperti Sinaring Putri, Congcully, Dolalak Budi Santosa, juga ada Hadroh Al Fatah akan tampil memeriahkan festival.
Dolalak merupakan salah satu tari tradisional khas Purworejo. Sewaktu kecil, saya suka menonton Dolalak. Selain penarinya cantik-cantik, bagian paling ditunggu adalah saat penari trance atau kesurupan kemudian mengunyah kembang, silet, arang membara, atau pecahan kaca.
Nungki di berbagai pemberitaan media massa menyebutkan tema "On The Track" merupakan mimpi dari tim kerja, penggagas ide, penampil ataupun pengunjung agar kembali bisa memahami dan mencari intisari hidup dalam dua malam istimewa. Melalui Safest 2018, ia berharap kita kembali "On The Track" dan bersama-sama menjaga "kemurnian" serta memahami untuk apa manusia diciptakan dan agar bisa menjadi ideal, setimbang dalam beinteraksi, bersosial.
Mengapa Sawunggalih?
Nama Sawunggalih akrab kita dengar sebagai nama kereta yang melayani trayek Kutoarjo-Pasar Senen PP. Kereta Sawunggalih Utama setia melayani jutaan penumpang sejak 1977.
Tapi jarang yang mengetahui bahwa Sawunggalih merupakan nama Panglima Perang Mangkunegaran. Tumenggung Sawunggalih Kartowiyogo dari awal merupakan petarung ulung yang kemudian menjadi ulama dan konsisten dengan pilihan hidup-nya. Nah, tokoh seperti Sawunggalih ini harus diangkat agar generasi millenial tidak buta sejarah dan bisa meneladani kehidupan para tokoh sejarah.
Nungki berharap Safest 2018 bisa menjadi standar baru dalam sebuah event kebudayaan yang ada di Purworejo. Wilayah yang berbatasan dengan Yogyakarta harus menjawab peluang dan tantangan dari rencana pendirian bandara baru Yogyakarta & Kawasan Otorita Borobudur.
Karena Safest 2018 digelar pada malam hari, siang harinya para pengunjung bisa menikmati tempat-tempat wisata yang elok di Purworejo. Misalnya, Goa Seplawan, Curug Lumbung, Pantai Ketawang, Gunung Ijo, Curug Kalisat, Museum Tosan Aji, dan lain-lain. Jangan lupa cicipi kuliner khas di Purworejo seperti kupat tahu, dawet ireng, geblek, cenil, clorot dan lain-lain.