Lihat ke Halaman Asli

Setiyo Bardono

TERVERIFIKASI

Staf Kurang Ahli

Uji Fungsi MBES, KR Baruna Jaya I Temukan Bangkai Kapal

Diperbarui: 1 Desember 2017   14:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kapal Riset Baruna Jaya I (foto dokumentasi Baruna Jaya)

"Dalamnya laut dapat diukur, dalamnya hati siapa tahu."

Banyak orang familiar dengan peribahasa tersebut dan mengamini kedalaman maknanya. Siapa yang bisa menduga pikiran dan hati seseorang. Tak ada yang membantah bahwa dalamnya laut dapat diukur. Tapi, apakah banyak yang tahu bagaimana cara mengukur kedalaman laut?

Pada Kamis (30/11/2017) yang mendung dan sesekali hujan turun, saya mendapat kesempatan bertemu dengan Agus Sudaryanto, Kepala Program Revitalisasi Kapal Riset (KR) Baruna Jaya di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Jakarta. Pertemuan ini menambah wawasan saya bagaimana dasar laut bisa diukur dan dipetakan.

Agus bercerita bahwa BPPT berhasil melakukan pengujian sistem Multibeam Echosounder(MBES) Hydrosweep DSyang terpasang pada KR) Baruna Jaya 1. Sistem MBES berfungsi untuk pemetaan dasar laut hingga kedalaman 11.000 meter atau 11 kilometer. Wah.

Salah satu bagian dari sistem MBES yang terpasang di KR Baruna Jaya I (foto dok. Baruna Jaya)

Pengujian dilakukan di Samudera Hindia sebelah Barat Sumatra melalui misi Sea Acceptance Test (SAT) bersama pabrikan Teledyne.  SAT dilakukan pada 26 hingga 29 November 2017 dengan area coverage mulai dari kedalaman laut 10 meter di Selat Sunda sampai kedalaman 2.000 meter di Samudera Hindia.

Menurut Agus, awalnya Tim SAT akan mencoba sistem MBES hingga kedalaman 6.000 meter. Sayangnya, mereka terkena badai Siklon Cempaka di Samudera Hindia, sehingga uji fungsi dilaksanakan di kedalaman 2.000 meter. Arahnya pun bergeser  ke Barat Sumatera.

Hasil uji sistem MBES dan akuisisi data multibeam, alat ini sudah siap digunakan karena sudah berfungsi dan sesuai spesifikasi. Pada kedalaman 2000 meter, MBES mampu memberikan coverage 11.000 meter sesuai spesifikasi.  Selain melakukan pemetaan dasar laut, dilksanakan pendeteksian obyek dasar laut.

Ternyata, sistem ini berhasil memberikan gambaran bagus tentang bangkai kapal di dasar laut dari KM. Bahuga Jaya yang tenggelam di perairan Selat Sunda, sekitar 5 mil menuju pelabuhan Bakauheni pada 26 September 2012.

Uji fungsi sistem MBES pada KR. Baruna Jaya I (29 November 2017) untuk pemetaan dasar laut dan verifikasi bangkai kapal di dasar laut dari KM. Bahuga Jaya yang tenggelam di perairan Selat Sunda. (Foto dok. Baruna Jaya)

Bagaimana peralatan ini bisa memetakan dasar laut? Prinsip kerjanya, peralatan MBES akan memancarkan gelombang hingga menyentuh dasar laut kemudian dipantulkan kembali ke atas. Kedalaman suatu titik di dasar laut ditentukan dengan waktu tempuh gelombang tersebut. Penjelasan lebih detailnya bisa dicari di internet.

Agus menerangkan, MBES sebagai peralatan utama yang harus terpasang di kapal berhasil diinstalasi pada KR. Baruna Jaya I di galangan kapal PT. Samudera Marine Indonesia (SMI), Banten pada 26 Oktober - 21 November 2017. Instalasi sistem MBES melibatkan expert Teledyne Marine dan disupervisi tim teknis dari BPPT.

"Revitalisasi peralatan survei termasuk sistem MBES full depth merupakan langkah awal untuk membuat KR. Baruna Jaya I BPPT sebagai kapal survei penelitian multi guna baik untuk survei hidro-oseanografi maupun pemetaan laut dalam," ungkap Agus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline