Lihat ke Halaman Asli

Setiyo Bardono

TERVERIFIKASI

Staf Kurang Ahli

Hotel yang Tak Mengharap Aku Kembali

Diperbarui: 24 November 2015   16:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Hotel di wilayah Subang, Jawa Barat ini tarif kamarnya berkisar antara Rp. 375.000,- (Standar Room) hingga Rp. 562.500.- (Suite Room). Saat berkesempatan menginap, pagi harinya pelayan mengantarkan sarapan: sepiring nasi uduk, bihun goreng, dan sepotong tempe.

Malam senin (22/11) sekitar pukul 21.00 WIB, saya beserta rombongan menyusuri jalan di wilayah Subang, mencari hotel yang direkomendasikan teman. Setelah bertanya-tanya, lokasi hotel diketemukan ada pinggir jalan raya. Bangunannya mirip ruko, dengan nama hotel berbau Eropa.

Namun begitu masuk, suasana di dalam terasa rapi dan lega. Saat melihat-lihat, kamar hotelnya bagus dan rapi. Masalah biaya tidak saya pikirkan, lha wong bukan saya yang bayar. Tapi lumayan mahal juga bagi ukuran kantong saya. he he.

Saya tahu diri dengan memilih kamar standar saja bersama sopir. Teman lain memilih Suite Room. Fasilitas lain tersedia sesuai brosur: AC, LCD TV, Free Wifi, Kamar Mandi, Sabun, Air Panas dan lain-lain. Tapi sandalnya mana? Saya pun meminta sandal dua pasang pada karyawan hotel. Saat mandi ternyata tak ada odol dan sikat gigi. Halah.

Keesokan harinya, paket nasi uduk itu mendatangi kamar-kamar sebagai jatah sarapan. Saya terkejut dengan sarapan yang disajikan. Bukan mau meremehkan nasi uduk, tapi saya kira dengan tarif kamar senilai itu, manajemen hotel bisa memberi sarapan yang lebih. Inovasi sedikitlah: Nasi uduk tabur daging ayam plus irisan telor dadar, ditambahin buah atau apa gitu. Teman saya berseloroh: Kayaknya ini beli di warung sebelah.

Saya nikmati juga sarapan nasi uduk itu. Sesuai nama hotelnya mungkin beginilah cara penyajian berstandar internasional yang penuh kesederhanaan. Mungkin berasnya diimpor dari eropa. Atau kedelainya di tempe juga kualitas impor. Eh emang kedelai itu kebanyakan impor ya. Atau saya yang kurang piknik hingga tak tahu kalau nasi uduk sudah menjadi menu yang mendunia.

Ketika saya bertanya ke teman yang menginap di kamar yang paling mahal, ternyata sarapannya sama saja. Saya kira lebih spesial. Saya sempat bertanya-tanya, bukankah di kota kecil ada tamu yang mampir merupakan berkah. Jika pelayanannya baik, pasti tamu akan bercerita ke teman-temannya.

Ah, mungkin hotel ini tak mengharap aku kembali.

Sukamandi, 23 November 2015
Salam Halah




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline