Beberapa hari ini di media nasional (1,2, 3) diberitakan bahwa KAI rugi Rp 800 Juta karena 200 ribu single trip tiket elektronik (E-ticketing) kereta listrik (KRL) Commuter line hilang (tidak dikembalikan oleh penumpang). Hal ini salah satunya karena penumpang ingin menyimpannya sebagai kenang-kenangan. Jangan menyalahkan penumpang akan hal ini karena kalau sistemnya bagus hal ini tidak akan terjadi.
Ada beberapa solusi yang sebenarnya dapat dilakukan:
1.Satukan kartu elektronik multi trip dan single trip menjadi satu kartu saja. Kartu ini dibeli oleh penumpang (misal seharga Rp 4000) dapat diisi ulang. Dengan sistem ini kartu tersebut jadi hak milik penumpang namun jika sudah selesai, kartu dapat dikembalikan dan uang nya dikembalikan ke penumpang. Sistem ini sudah diberlakukan di Stockholm (SL-access card stockholm, http://sl.se/en/Visitor/Tickets/Sl-Access/)). Kalau perlu dibuat seri kartu yg unik sehingga penumpang tertarik untuk membeli baik untuk penggunaan setiap hari atau pun untuk koleksi.
sumber foto: http://www.svd.se/nyheter/stockholm/biljettsparr-forstorde-sl-kort_5884693.svd
2.Solusi kedua gunakan tiket yang berbahan murah khusus untuk tiket jarak dekat/single trip. Seperti sistem di kota-kota besar seperti Brussels dan Paris. Namun untuk solusi ini mesinnya berbeda dengan sistem elektronik yang telah ada sekarang yang hanya didekatkan ke mesin.
Tiket Metro Paris, sumber: http://equivocality.com/2011/06/11/france-day-9-paris/
Tiket metro Brussels, sumber: http://www.brussels-belgium-travel-guide.com/brusselsmetro.html
Masih banyak lagi mungkin solusi yang ada mengingat masing-masing kota besar di dunia memiliki sistem tiketing yang berbeda-beda.
Semoga ada peningkatan pelayanan dari KAI dan juga disertai dengan pengertian masyarakat/penumpang untuk menjaga fasilitas umum.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H