Lihat ke Halaman Asli

Buku "jihad" Umberto Eco: Foucault's Pendulum

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Novel Foucault's Pendulum ini adalah Buku Jihad!

Maksudnya, saya menganggap membaca buku ini seperti berjihad. Ini adalah fiksi pertama yang saya baca sambil memegang stabilo atau pulpen merah. Keduanya perlu karena Umberto Eco dengan seenaknya menambahkan hal baru, dan terutama nama-nama dan istilah baru, hampir di setiap halaman. Jadi saya harus menandai hal-hal baru itu sambil berdoa bahwa suatu saat saya punya kesungguhan yang sama untuk memeriksa siapa nama dan apa maksud istilah itu di Google.

Novel ini adalah novel konspirasi, isinya tentang hampir semua sekte rahasia yang pernah ada di dunia ini. Kira-kira sejenis dengan novel-novel Dan Brown, tapi sangat sulit dipahami. Di Amazon.com, banyak pengulas memaki dan menghujat buku ini karena itu tadi: Umberto Ecodituduh mempermainkan pembaca dengan tampil sok pintar dengan memasukkan apa saja yang muncul di kepalanya, kemudian disambung-sambungkan. Banyak yang bilang kehabisan tenaga dan akhirnya melemparkan buku ini tanpa menamatkannya. Alhamdulillah saya selesai.

Saya pribadi, pusing membaca novel ini. Tapi saya pikir, Ibu Nin Bakdi Soemanto yang menerjemahkannya dari Inggris ke Indonesia pasti lebih pusing lagi. Novel ini baru bisa dipahami sepenuhnya bila kita menguasai bahasa Italia, Perancis, Portugis (?), dan Latin--mungkin ada bahasa lain yang saya tidak ingat. Sialnya, kadang-kadang dalam kalimat-kalimat panjang.  Oleh penerjemah, bahasa-bahasa nonInggris ini dibiarkan.

Tapi selalu ada bagian terbaik. Salah satunya, Eco menyiratkan bahwa kalau anda memiliki sebuah pengalaman rahasia yang bermakna dalam hidup anda, jangan pernah menceritakannya pada orang lain, karena pengalaman itu hanya punya makna ketika dia menjadi rahasia, ketika orang lain sudah tahu, mungkin itu menjadi bagian kesombongan anda. Pelajaran tentang Teori Konspirasi baru dimulai pada Bab 118 (dari 120 bab di buku ini), ketika Eco membuka dengan mengutip Karl Popper, "Teori Konspirasi dari masyarakat...muncul akibat ditinggalkannya Tuhan dan kemudian bertanya: "Siapa yang menduduki tempatnya?"---sebuah pembukaan bab yang keren!

Hal lain yang membuat saya bertahan ditampari, diinjak-injak, dilecehkan secara intelektual oleh buku setebal 690 halaman ini adalah bahwa saya memang ingin belajar dari Eco tentang Konspirasi. Buku ini juga mengaitkan saya kembali dengan Bernard Lewis, "The Assasins", buku sejarah tentang sekte rahasia Syi'ah Ismailiyah, juga tentang sekte Ksatria Templar yang menjadi bagian penting dalam Perang Salib. Buku ini semakin memotivasi saya untuk belajar lebih banyak tentang hubungan Sekte Rahasia dengan Agama-agama, dan mengapa mayoritas sekte-sekte terkenal itu selalu terkait dengan Kristianitas, sangat sedikit yang terkait dengan agama lain (jawaban instannya mungkin, yah namanya juga sekte rahasia, bro, ya dirahasiakanlah).

Terimakasih Umberto Eco, Nin Bakdi Soemanto.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline