Lihat ke Halaman Asli

Johanes Sutanto

Penulis Pemula

Bongkar Kekurangan dan Kelemahan e-Wallet

Diperbarui: 11 Juli 2017   17:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kelemahan e-Wallet (Foto: https://thenortheasttoday.com)

Teknologi itu terus bergerak maju. Sistem pembayaran pun  terus  berevolusi. Seiring dengan evolusi teknologi, e-wallet pun  menyisakan sejumlah kelemahan sehingga pelan-pelan mulai ditinggalkan.

Sistem pembayaran di dunia terus berevolusi. Sistem barter (tukar-menukar barang dengan barang) sukses digantikan dengan uang kertas. Orang lalu tak perlu susah lagi karena tidak lagi menenteng barang barter yang berat begitu transaksi disepakati. Keberadaan uang sebagai alat tukar memudahkan orang pada zamannya. Tak heran, keberadaan alat tukar ini hingga kini masih digunakan.

Namun, kecerdasan manusia membuahkan inovasi baru seiring dengan kemajuan teknologi. Manusia tidak mau lagi direpotkan dengan jumlah uang yang banyak saat harus bertransaksi.

Pengalaman saat-saat harus melakukan pembayaran dengan uang tunai yang jumlahnya banyak merepotkan. Tak mengherankan, di era uang sebagai alat tukar,  kita tak jarang melihat orang yang sering kali harus membawa uang tunai dalam dompetnya dengan jumlah yang sangat banyak. Sampai-sampai yang membawa uang dalam jumlah ratusan juta perlu dikawal.

Saat pulang kampung atau mau liburan, dompet pun terasa sangat tebal seperti hamburger karena banyaknya uang kertas di dalamnya. Begitu juga saat bepergian ke luar kota, seseorang terpaksa menyimpan uang tunai di dompetnya karena dompetnya sudah penuh. Karena takut kecopetan, ada saja yang lalu menyimpan uang tunainya di sepatu, kaos kaki, saku dalam dan sebagainya. Bawa uang tunai dalam jumlah banyak memang merepotkan.

Dalam perjalanan waktu, solusi yang baru pun ditemukan yaitu cashless dengan kartu ATM. Tanpa perlu bawa uang tunai, seseorang sudah bisa melakukan pembayaran. Kemunculan kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri/Automated Teller Machine) suskes mengurangi beban saat harus membawa uang tunai. Uang tunai pun lantas dibawa hanya untuk keperluan yang sangat urgent.

Transaksi dengan ATM (kartu debet) pun kian mudah: hanya gesek di EDC Swipe dan masukkan PIN maka pembayaran sudah bisa dilakukan. Konsekuensinya, hampir semua toko kini memiliki yang namanya mesin EDC.

Variasi lainnya yaitu kartu kredit. Alat transaksi ini digandrungi karena menawarkan banyak keuntungan. Kartu kredit menjadi alternatif pembiayaan plus tawaran promo. Asal digunakan secara bijak, kartu kredit memang bisa sangat menguntungkan penggunanya.

Tak berhenti di situ saja, transaksi dengan kartu debet lantas dinilai kurang praktis. Sadar akan kekurangan ini muncullah inovasi Uang Elektronik atau e-Wallet. Secara kasat mata kartu ATM dengan e-wallet (uang elektronik) jelas berbeda. Kartu ATM/Debit/Kredit berupa kartu, sementara itu uang elektronik (e-wallet) melekat di smartphone berupa data akuntasi dengan dalam suatu sistem komputerisasi.

Sekarang ini ada beramacam-macam e-wallet di Indonesia. Sebut saja ada BCA (Flazz dan Sakuku), Mandiri (Indomaret Card, GazCard, E-Toll dan E-Cash), Bank DKI JakCard, Telkomsel Cash (T-Cash), BNI (TapCash), Indosat I-Pay, Bank Permata (BBM Money), GoPay, CIMB (Rekening Ponsel), Bank National Nobu (Nobu E-Money), Indosat Ooredoo (Dompetku), XL (Tunaiku), Doku Wallet, Skye Card, dan masih banyak lagi.

E-Wallet pun kini makin bervariatif yang sebagian besar pemainnya adalah bank dengan teknologi contact-less module yang memudahkan pengguna e-wallet ini cukup mendekatkan kartu e-wallet mereka dengan module tersebut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline