Lihat ke Halaman Asli

"Denting Jam Kukuk"

Diperbarui: 26 Juni 2015   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1289577778110068571

Buku yang ke tiga saya luncurkan, bersamaan hari Pahlawan 10 Nopember 2010.

Cerita lanjutan dari perempuan bernama Tasika, disajikan dalam sebuah rangkuman realita dan fiksi. Pemunculan tokoh lain, merupakan kelengkapan sebuah komunitas sosial dalam keseharian. Pasang surut gelombang perjalanan hidup, mewujudkan lakon setiap insan ciptaanNya. Kehidupan sejatinya sebuah pilihan, masa lalu merupakan sejarah, saat ini sebuah realita sedangkan mendatang adalah teka teki. Ia terus menyusuri masa, dari satu komunitas kekomunitas berikutnya, bahkan terkadang tidak menmukan persinggahan dan asa. Sinopsis : Langkah itu dibiarkan mengikuti kata hatinya, hingga suatu saat bertemu adiknya di Jerman, untuk sejenak menenangkan pikiran karena rasa ketidakadilan. Komunitas forum kepedulian, menyadarkan jiwanya. Bahwa ketertindasan selalu dialmi oleh pihak yang lemah. Namun perempuan itu terus bersikap kritis. Kadangkala ia merasa penat, tenggelam dalam refleksi diri. Itulah kehidupan. Waktu bergulir searah denting jam kukuk, tak seorangpun mampu membalikannya. Sekalipun dibeli Tasika nama gadis itu di jantung kota Wiesbaden.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline