Lihat ke Halaman Asli

Sesti Nurlatifah

Institut Teknologi Sumatera

Ikatan Kimia (Ikatan Ion, Ikatan Kovalen, Ikatan Hidrogen, Ikatan Van Der Waals, dan Ikatan Logam)

Diperbarui: 21 Juli 2024   18:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: pixabay

Dalam tabel periodik unsur, golongan gas mulia (Golongan VIIIA atau Golongan 18) dikenal karena sifatnya yang stabil. Unsur-unsur di golongan ini memiliki konfigurasi elektron yang lengkap pada kulit terluar, membuat mereka sangat tidak reaktif. Unsur lain dalam tabel periodik cenderung berusaha mencapai konfigurasi elektron yang serupa agar lebih stabil, sehingga terbentuklah berbagai jenis ikatan kimia. Salah satu jenis ikatan tersebut adalah ikatan ion atau elektrovalen.

Ikatan Ion (Elektrovalen)

Ikatan ion terbentuk antara ion positif (kation) dan ion negatif (anion) akibat adanya gaya tarik menarik elektrostatis. Ikatan ini terjadi melalui proses serah terima elektron, di mana satu unsur kehilangan elektron dan menjadi ion positif, sementara unsur lain menerima elektron dan menjadi ion negatif.

Ciri-ciri Ikatan Ion:

1. Terjadi antara Unsur Logam dan Nonlogam:

  • Logam: Biasanya unsur logam dari Golongan IA (kecuali Hidrogen), Golongan IIA (kecuali Boron), dan logam transisi seperti Tembaga (Cu). Logam-logam ini cenderung kehilangan elektron untuk membentuk kation.
  • Nonlogam: Biasanya unsur nonlogam dari Golongan VIA, VIIA VIIIA, dan beberapa unsur seperti fosfor dan nitrogenyang cenderung menerima elektron untuk membentuk anion.

2. Perbedaan Keelektronegatifan yang Besar:

  • Ikatan ion umumnya terbentuk antara unsur-unsur yang memiliki perbedaan keelektronegatifan yang signifikan. Logam memiliki keelektronegatifan yang rendah sehingga mudah melepaskan elektron, sementara nonlogam memiliki keelektronegatifan yang tinggi sehingga mudah menerima elektron.

Contoh Ikatan Ion:

  • Sodium Klorida (NaCl): Sodium (Na) dari Golongan IA kehilangan satu elektron dan menjadi ion Na, sedangkan Klorin (Cl) dari Golongan VIIA menerima satu elektron dan menjadi ion Cl. Ion Na dan Cl kemudian berikatan secara elektrostatis membentuk senyawa ionik NaCl.

Berikut adalah sifat-sifat utama dari senyawa ion:

  1. Titik Leleh dan Titik Didih Tinggi: Senyawa ion umumnya memiliki titik leleh dan titik didih yang tinggi karena gaya tarik-menarik elektrostatik yang kuat antara ion positif dan ion negatif dalam kisi kristal. Energi yang dibutuhkan untuk memutuskan ikatan-ikatan ini sangat besar.

  2. Kekerasan dan Kerapuhan: Senyawa ion biasanya keras tetapi rapuh. Ketika tekanan yang cukup besar diberikan, lapisan ion dapat bergeser, menyebabkan ion-ion yang sejenis saling berdekatan dan menolak satu sama lain, sehingga kristal pecah.

  3. Kelarutan dalam Air: Banyak senyawa ion yang larut dalam air. Air, sebagai pelarut polar, dapat menstabilkan ion-ion terlarut melalui interaksi ion-dipol. Ketika senyawa ion larut, ion-ionnya terpisah dan tersebar di dalam pelarut.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline