"Hah.. , apa ?? meminta maaf lebih dulu...?? Ogah ah.. " "Saya khan tidak salah mas.., dia yang memulai lebih dulu dan membuat emosi saya naik...!! "Harusnya dia yang meminta maaf.. !!" Begitulah saat saya memberikan nasehat dan pendapat ke teman kantor saya saat makan siang... Mungkin banyak dari kita dan saya sendiri.., yang sering dihadapkan pada masalah.. siapa yang harus meminta maaf terlebih dulu.. Buat saya.., meminta maaf terlebih dulu adalah proses menekan rasa emosi.., egoisme diri kita sendiri.. dan setelah kita mengucapkan maaf.., hati terasa plong.. tenang.. walaupun tanggapannya ada yang menerima permintaan maaf dengan tulus.., ada juga yang memperlebar masalah... , ada juga yang tidak mau memaafkan.. "Din.., mohon maaf ya..atas kejadian kemaren " kemudian jawaban dari teman saya "tuch.., yang salah mas khan.. buktinya mas minta maaf duluan..." (dalam hati saat itu lebih panas lagi.. :D, cuman saat itu saya tersenyum , udah saya ikhlas aja dia mau ngomongin apapun.., toh tipenya memang seperti itu..) dan saya jawab... "Iya.., jadi mohon dimaafkan kejadian kemaren ya.." dan saat itulah teman saya tersenyum.."Iya mas, saya maafkan..:) " hmm.. kebayang kalau saya tadi tidak berhasil menekan emosi.., pasti lebih runyam lagi jadinya.. dan setelah saya menjawab dengan "adem" akhirnya permasalahan selesai.. Bagi saya..meminta maaf terlebih dulu.. bukan masalah menang atau kalah.., dan juga bukan berarti diri kita yang bersalah atau bukan.. , ataupun saya lebih rendah dari "musuh" atau tidak.. tetapi lebih ke pengendalian emosi, kontrol diri , mengalah dan lebih memperbanyak teman, relasi daripada panen "musuh".. :D Nah bagaimana kalau kita tidak dimaafkan ? , menurut saya hal ini tidak masalah selama saya tidak ada rasa bermusuhan dengan orang itu.., dan tentu saja permohonan maaf yang terucap..kita kembalikan ke Tuhan Yang Maha Kuasa..biarlah Tuhan yang menilai atas segala tingkah laku yang kita lakukan.. Nah bagaimana kalau kita selalu dikalah-kalahkan serta selalu disalahkan... ? hmm jika hal ini terjadi dengan saya, maka saya akan mereview diri saya sendiri.. apakah saya berbuat salah ? kenapa hal ini terjadi ke saya ? bagaimana saya memperbaiki diri ? haruskah saya menghindar untuk sementara daripada saya emosi ?, dan lain sebagainya dan jikalau saya harus melawan, maka saya akan melawan dengan terhormat.. tanpa mengedepankan emosi.. sebab jika emosi yang bermain.. bisa dipastikan akan tambah lebih runyam.. Akhirnya... Menyambut datangnya bulan ramadhan ini.. Saya meminta maaf atas kesalahan saya, baik dari tulisan-tulisan saya, ataupun perkataan dan perbuatan.. Tidak lupa saya ucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi mereka yang menjalankan puasa...
Jiayou Mina-san..
-- Sesotyo --
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H