Lihat ke Halaman Asli

Kebebasan yang Kebablasan

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kebebasan dalam sebuah media merupakan salah satu bagian yang harus diperjuangkan saat ini. Apalagi melihat bangsa kita sekarang setelah masa Ore Baru yang sudah mengarah pada sistem demokrasi. Mulai dari hak untuk mendapatkan informasi yang baik serta hak untuk bisa memilih informasi yang kita butuhkan. Di Indonesia, peran media dalam menempatkan diri sebagai wadah informasi sudah  menjadi tumpuan yang mendasar. Semua media di Indonesia menempatkan ini sesuai dengan fungsi dan tujuan masing masing. Baik itu media televisi, cetak maupun media radio. Namun saat ini media di Indonesia yang semakin disinggung untuk menjadi alat dalam hubunganya dengan informasi adalah media televisi.

Media Televisi merupakan salah satu media elektronik yang sangat efektif di masa sekarang yang memiliki porsi banyak untuk dinikmati oleh masyarakat dibandingkan beberapa media lain seperti koran atau radio. Media televisi menjadi sarana yang paling efektif karena mampu menghadirkan dua unsur sekaligus didalamnya, unsur audio dan unsur visual yang juga menjadi bagian dari kekuatan televisi. Inilah yang akhirnya menjadikan masyarakat untuk mengacu pada televisi dalam menikmati sebuah informasi.

Kembali ke kebebasan. Di Indonesia kebebasan pers sudah diterapkan. Mereka sudah tidak lagi terikat seperti masa Orde Baru yang harus berhati-hati dalam menyampaikan informasi. Media apapun bebas dalam menyapaikan suara terhadap satu informasi. Namun sayangnya media di Indonesia saat ini sudah kebablasan dalam menerapkan sistem kebebasan pers. Mereka mulai tidak membatasi sebuah informasi. Semua media sudah tidak berdasarkan pada batasan-batasan mengenai sejauh mana media tersebut bekerja. Misalnya televisi saat ini sudah mengarah pada unsur mendominasi. Mendominasi dari hal kekerasan seksualitas, pelecehan bahkan diskriminasi. Terbukti dengan tayangan televisi yang hampir semua sudah tidak memiliki kontrol dan pengawasan. Terlalu seenaknya mempertontontonkan hal yang seharusnya bukan menjadi konsumsi publik. Apa benar seharusnya media yang menjadi acuan bagi masyarakat luas dalam menerima informasi justru malah menghadirkan hal-hal yang tidak sebaiknya. Seharusnya mereka bisa menenpatkan diri dalam menyampaikan setiap informasi kepada masyarakat, bukan berarti bebas tetapi tidak memiliki tanggung jawab. Tetap harus mengarah pada aturan yang sudah ditetapkan.  Kondisi seperti itulah yang seharusnya dijalankan oleh media.

Akibatnya akan berdampak pada masyarakat luas yang tidak akan bisa mendapatkan informasi yang bermutu dan tentu mempengaruhi dalam berperilaku di masyarakat. Sehingga proses pengambilan keputusan juga tidak akan berkualitas dan akan bisa merugikan masyarakat umum. Inilah kenyataan di Negeri ini media-media sekarang belum memahami arti kebebasan yang bukan hanya diartikan sebagai sebuah kebebasan semu tetapi bebas bertanggung jawab dan terkontrol.  Sehingga untuk menjadi lebih baik perlu pembenahan dari sebuah media. Jadi semakin baik dan bermutu suatu media maka akan baik juga informasi yang disampaikan dan diterima oleh masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline