Lihat ke Halaman Asli

Aksi Nyata - Pentingnya Budaya Positif Penerapan Protokol Kesehatan di Era New Normal

Diperbarui: 3 Desember 2023   21:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1. Latar Belakang

Pembentukan karakter membutuhkan proses yang lama dan panjang serta butuh konsistensi dari orang-orang sekitar. Pendidikan karakter pun dinilai paling efektif bila dipupuk saat anak berada di sekolah. Lingkungan sekolah, sebagai salah satu lembaga yang punya kepentingan dalam pembentukan karakter anak, perlu membangun budaya positif. Budaya positif sekolah ini berisi kebiasaan yang disepakati bersama untuk dijalankan dalam waktu yang lama. Jika kebiasaan positif ini sudah membudaya, maka nilai-nilai karakter yang diharapkan akan terbentuk pada diri anak.

Budaya positif adalah suatu pembiasaan yang bernilai positif dimana kegiatan-kegiatannya menumbuhkan karakter peserta didik ke arah yang positif. Budaya positif perlu dibangun dari dalam kelas, yang kemudian akan membawa dampak pada sekolah secara keseluruhan dan berperan dalam visi sekolah.

Mewujudkan budaya positif dapat dilakukan sesederhana mungkin dengan membuat Kesepakatan Kelas. Murid diberi kesempatan mengutarakan pendapat mereka mengenai pelaksanaan kegiatan di dalam kelas, aturan-aturan yang diterapkan, dan hasil akhir yang ingin dicapai yang mana sejalan dengan penumbuhan budaya positif. Dengan demikian, untuk membangun budaya positif di sekolah, langkah awal yang diambil adalah dengan membangun budaya positif di kelas melalui Kesepakatan Kelas.

Menyadari pentingnya budaya positif dalam pembentukan karakter anak terutama di lingkungan sekolah dan keluarga maka pada aksinya nyata kali ini saya mengajak orang tua dan siswa membuat kesepakatan kelas dengan tema memutuskan rantai penularan COVID-19 dilingkungan sekolah, hal ini sejalan dengan latar belakang masalah yang di temukan dilingkungan sekolah pertama masih rendahnya tingkat kesadaran orang tua dan siswa dalam mematuhi protokol kesehatan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) temuan ini terlihat dari masih adanya orang tua dan siswa yang tidak menggunakan masker saat berada di lingkungan sekolah padahal sudah sering di informasikan, kedua tujuan dari dibuatnya kesepakatan kelas ini adalah dalam rangka persiapan sekolah tatap muka di era New Normal. Kesepakatan ini kekepannya diharapkan mampu memutuskan rantai dari penularan COVID-19 di lingkungan sekolah.

2. Deskripsi aksi nyata

Kegiatan aksi nyata di awali dengan melakukan komunikasi dan diskusi dengan siswa dan orang tua siswa mengenai rencana pembuatan kesepakatan kelas, tahapannya adalah sebagai berikut:

1) Berdiskusi dengan siswa melalui grup WhatsApp, guru memberikan beberapa pertanyaan

Mengenai cara memutuskan rantai penyebaran COVID-19 di lingkungan sekolah. Siswa sangat antusias dan aktif memberikan ide dan gagasan, hasilnya kemudian di rangkum dengan meminta persetujuan siswa lainnya

2) Hasil dari kesepakatan kelas itu kemudian di sampaikan juga kepada orang tua siswa pada saat rapat pembagian rapor semester 1, orang tua siswa menyambut dengan memberi respons positif isi dari kesepakatan tersebut, beberapa di antara mereka bahkan menyampaikan ide-ide sebagai pendukung terlaksananya kesepakatan itu, bahkan berjanji akan turut memastikan anaknya membawa peralatan lengkap ketika sudah mulai sekolah tatap muka

3) Setelah mendapat persetujuan dari seluruh siswa dan orang tuanya, kesepakatan kelas  tersebut kemudian di tuangkan dalam sebuah poster kesepakatan kelas, poster tersebut di kemas dalam tampilan yang menarik, pemilihan gambar juga atas persetujuan dari siswa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline