Lihat ke Halaman Asli

Servina suherman

Mahasiswi semester akhir

Goa Jepang dan Goa Belanda Sebagai Objek Destinasi Wisata Bersejarah Bandung

Diperbarui: 6 Desember 2022   14:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Menikmati wisata alam sambil belajar dan mengenal sejarah merupakan salah satu yang disediakan oleh Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda. Di tempat ini terdapat dua buah bangunan bersejarah peninggalan masa penjajahan yaitu Goa Belanda dan Goa Jepang. 

Goa Belanda memiliki jarak lebih kurang 1 kilometer dari pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda melalui gerbang Dago Pakar. 

Awal mulanya Goa ini merupakan sebuah terowongan yang digunakan untuk menyadap aliran air sungai Cikapundung yang digunakan oleh PLTA Bengkok. Terowongan yang kini diebut Goa Belanda ini sendiri berdiri sepanjang 144 meter, dengan lebar 1,8 meter. 

Dan selain itu juga untuk memperkuat kegiatan militer Belanda dibangunlah jaringan goa sebanyak 15 lorong dan dua pintu masuk. Luas pelataran yang digunakan untuk membangun Goa Belanda ini seluas 0,6 Ha dan luas seluruh Goa beserta lorongnya sekitar 548 meter

Pada masa Perang Dunia ke II, Belanda memanfaatkan Goa Belanda ini sebagai station radio telekomunikasi Belanda. Sedangkan pada masa kemerdekaan, Goa Belanda ini dimanfaatkan oleh para pejuang Indonesia sebagai gudang mesiu.

Setelah terlepas dari penjajahan kolonial Belanda, di lokasi yang sama didirikanlah sebuah Goa Jepang pada tahun 1942. Jarak Goa Jepang ini kurang lebih 600 meter dari pintu gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda melalui gerbang Dago Pakar. 

Goa ini didirikan oleh militer Jepang untuk dijadikan barak militer dan perlindungan. di Goa Jepang terdapat 18 bunker yang masih dalam keadaan sama.

Bunker -- bunker berfungsi yang sebagai tempat pengintaian, tempat penembakan, ruang pertemuan, gudang dan dapur. Bunker -- bunker ini dibangun dengan jarak berdekatan, sekitar 30 meter. Dalam pembuatan goa ini, Jepang memanfaatkan masyarakat pribumi secara paksa atau kita kenal dengan Romusha.

Bagi anda yang berminat mengunjungi objek wisata edukasi ke Goa Belanda dan Jepang, anda harus masuk melalui gerbang Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda melalui Dago Pakar. Adapun jika anda ingin masuk ke dalam kedua Goa tersebut, anda dapat meminta jasa tour guide untuk mendampingi perjalanan memasuki goa Jepang dan Belanda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline