Karisma Seorang Risma
Merinding mendengar di Mata Najwa
Curahan hati pemimpin-pelayan bernama Risma
Seperti hujan deras di panas terik kemarau
Ia meredefinisikan arti karisma pemimpin
--
Ia berkarisma bukan karena dia pandai beorasi
Tapi karena suara kenabian yang ia kumandangkan tegas lugas
Investor kotor ia tegor demi warga tidak tekor
Tak heran para koruptor beraliansi menteror
--
Ia berkarisma bukan karena koneksi ke atas
Tapi karena cintanya pada yang dibawah
Surabaya ia transformasi dengan memanusiakan warganya
Seorang demi seorang, keluarga demi keluarga
--
Ia berkarisma bukan karena ambisi berkarir politik
Tapi karena amanah, yang membuatnya bonek berkorban mengabdi
Kuasa ia nafikan, meski didaulat rakyat jadi capres favorit kedua
Benarlah teori orang yang layak memimpin seringkali tak berambisi
--
Ia berkarisma bukan karena piawai soal pencitraan
Meski dia dicalonkan jadi walikota terbaik sedunia
Tapi karena ia memiliki tiga bahan dasar pemimpin
Visi – Ia tahu Surabaya mau dibawa kemana
Konfiksi – Ia ngotot pergi ke sana meski dihalangi
Integritas – Ia menjaga nuraninya bersih selama pergi ke sana
--
Ia berkarisma bukan karena ia tegar dan kokoh
Tapi karena ia menangis bersama warga yang menangis
Yang bilang wanita sulit memimpin karena mudah terbawa emosi
Tak pernah belajar sejarah, mata pemimpin sejati selalu jadi pancuran air mata
Tatkala ia menghibur orang yang terluka dan melukai orang yang terhibur
--
Hati mana yang tak tergerak untuk bergandeng tangan #SaveRisma?
Agar ia terus bertarung bak ikan hiu sura melawan buaya-buaya licik
Tapi arek-arek Suroboyo, jangan cuma jadi badut-badut manut pasang badan
Sejarah mencatat celakalah pemimpin yang dikelilingi dua jenis orang:
Buaya-buaya licik di luar dan badut-badut manut di dalam
Untuk langgeng, pemimpin butuh sahabat yang mengkritik karena mengasihi
--
Mari bermimpi di republik ini muncul 100 orang seperti Risma di tahun 2014
Yang lebih takut berbuat dosa daripada takut dirugikan atau diancam
Yang tinggi iman, ilmu, dan pengabdian di tengah angkatan bengkok hati
Yang tegas terhadap hati yang licik, lembut terhadap hati yang remuk
Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H