Lihat ke Halaman Asli

satu kisah di satu syawal

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


Ciii..iit..dan lalu mesin bus almarhum. Menguap aku dng wajah tanpa dosa memandang puluhan wajah panik di sekitarku.


Baru ku tersadar saat makian keluar dari mulut mereka. Bus berlabel patas itu sekarat di tengah perjalanan, tanpa kami para penumpang tau kapan nafasnya kembali normal.


Sedetik kemudian muka kumalku berbaur dng yang lain di tepi jalan.


Berjejal di ''transit paksaan'' memandang dng wajah gusar kemacetan jalan.


Dan ketika bus yg sama bututnya dng wajahku datang segera ku melompat, huft..sial pasti kakiku dianggap kuat hingga sisa perjalanan ini aku harus berdiri (*#@*!?)


Aku terhenyak seketika, saat kupandang seraut wajah tidur dengan tenang (kali ini blum almarhum :P). Bukan terpesona namun kaget luar biasa.


Wajahnya mirip dng kekasihmu.


Kulihat di cermin jendela, kusandingkan wajahku dan dia... Hempfz..180 drajat, berbanding terbalik. Pantas saja, pikirku melayang.


Penatku menghablur perlahan berganti amarah yang tertahan.


Tau nggak? Karena wajah itulah yang pernah merampasmu dari pelukanku


kertosono, syawal 1431

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline