Saat benak dikungkung rasa penasaran akan Film 2012. Rekor pun terjadi. Empat kali yang berarti empat hari, aku harus bolak-balik ke bioskop. Harapan sirna karena tiket ludes des....
Hari kelima, aku baru mendapatkan tiket film yang bercerita tentang kiamat itu. Ekspektasiku yang besar akan 2012 runtuh kala menyaksikan film itu. Alur cerita yang tidak jelas, efek yang juga tidak terlalu hebat. Mambuat film itu tak sedahsyat yang kubayangkan. Terus terang rasa penasaranku datang karena anak-anak. Bagaimana tidak, hampir setiap hari mereka berceloteh ngalor-ngidul tentang kiamat. Apalagi yang sudah menonton! Agar pembelajaran masuk aku juga harus melihat dan menjelaskan arti kiamat yang sebenarnya.
Tak mau terjadi di Film Sang Pemimpi. Aku mulai bersiap-siap (bikin rapot maksudnya ). Apalagi aku selalu pulang sore. Jadi...mana sempaaat! Kalau pun sore sampai di bioskop, pasti dengan senyum gembira tertulis, "Tiket Ludes!!!"
Terlebih Film Sang Pemimpi adalah Indonesia yang ditunggu-tunggu tahun ini. Terlebih lagi film itu terkait dengan pendidikan kompleks. Terlebih lagi dari Tetralogi Laskar Pelangi, Sang Pemimpi menempati posisi pertama menjadi list favoritku. Maka wajib rasanya untuk menonton....
Seperti biasa, sebagai penikmat film Indonesia. Aku selalu mencari tahu film-film yang tayang di bioskop. Melalui situs 21cineplex, aku memperoleh informasi jelas film yang tayang di bioskop-bioskop Bogor.
Nah, dari situlah aku membaca informasi pembelian tiket di awal. Salah satu bioskop yang memberi layanan itu adalah Botani XXI di Bogor. Langsung meluncurlah aku untuk membeli. Tepat! Aku mendapatkan tiket di bangku strategis. Hal lain yang menyenangkan adalah aku tak perlu mengantri. Apalagi sampai gak kebagian tiket.
Sang Pemimpi, membaca novelnya membuatku merasa tergugah luar biasa. Tergugah untuk terus meraih mimpi. Di penghujung tahun ini, rasanya lebih mantap lagi mempertajam mimpi-mimpi itu dengan menonton Sang Pemimpi (salah satunya.....)
Saat premiere untuk media, Senin lalu banyak yang memberikan jempol untuk film ini. Selain itu pun Film Sang Pemimpi ini membuka ajang Jiffest tahun ini. Dari pergelaran Jiffest, baru kali ini film Indonesia menjadi film pembuka.
Jadi, rasanya tak rugi untuk menyisihkan waktu dan uang untuk memberikan apresiasi pada film ini. Agar perfilman Indonesia terus bangkit dan mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
So, siaaap mengantri??? Ha...ha.... (kalau aku tidak lagi)!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H