Lihat ke Halaman Asli

Kecoa di Wadah Pensil Meja Lipat Ghean

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa yang akan kamu lakukan jika melihat kecoa? Sebagian histeris kali ye…. Sebagian lagi mungkin lari terbirit-birit. Dan sebagian lagi memburunya…

Di kelas 1 Bangsa, melihat binatang aneh adalah hal yang menakjubkan. Jika berkebun tiba, sambil menyiangi tanaman kangkung, anak-anak akan mencari-cari binatang-binantang yang mungkin bagi orang dewasa adalah binantang dalam taraf menjijikkan.

Maka ketika tanah digemburkan, akan didapatkan cacing, kaki seribu dan larva kumbang. Sebagian anak-anak akan berebutan meminta, sebagian lagi akan berteriak. Selain binatang itu, di sela-sela rimbunan daun kangkung, akan muncul binatang pemakan daun yang sungguh menakjubkan. Akan ada, berbagai jenis kepik: mulai dari kepik emas, kepik merah, kepik cokelat, kepik merah hingga ladybug yang indah dan mempesona.

Di saat itulah banyak sekali pembelajaran yang keluar. Jika farming/berkebun, semua aspek pembelajaran akan terlaksana, konsep berhitung, besar kecil, bahasa, science, reliji, sosial hingga seni akan terlaksana tanpa terasa.

Maka… saat di meja Ghean ditemukan kecoa. Apa yang terjadi?

Pagi itu, seperti biasa anak-anak akan melakukan kegiatan pagi. Ada yang mengerjakan sholat Dhuha, ada yang mengerjakan Diary Writing dan kegiatan pagi lainnya. Suasana pagi juga diiringi dengan belajar qiroati pada guru kelas disela-sela mengawasi anak-anak dalam melaksanakan kegiatan pagi.

Ghean, akan mengerjakan Diary Writing, menuliskan sesuatu yang terjadi padanya kemarin. Dia pun mengambil meja lipatnya yang dua hari kemarin tersusun rapi di sudut kelas. Dia membuka perlahan kaki meja lipatnya. Sesuatu membuat matanya terbelalak…. Dia berteriak,

“Ada kecoa…”

Jika biasanya anak perempuan berteriak histeris, ini tidak terjadi. Selain sebagian khusyuk dengan kegiatan paginya. Sebagian lagi sudah mengerubungi meja Ghean ditambah beberapa anak laki-laki lainnya.

“Ada dua. Ada dua…” teriak Ammar. “yang satu besar…Yang satu lagi kecil. Itu anaknya,” lanjutnya menyimpulkan.Yang lain mengangguk.

Dua kecoa itu bersembunyi di tempat pensil. Tidak bereaksi apa-apa meski suara ribut anak-anak terdengar membahana. Ghean tanpa takut menyentuh badan kecoa yang besar, yang membuat sang kecoa terbangun dari tidurnya…

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline