Bicara soal partai, tentu kita juga bicara soal politik. Dalam permainan politik nilai seninya terletak pada strateginya bukan pada hasilnya.
Masalah yang terjadi di internal PD sampai saat ini belum juga usai.
Pertarungan PD kubu AHY dengan kubu KLB masih tetap menarik untuk dibahas. Terlebih ketika Menkumham menolak hasil KLB PD kubu Moeldoko.
Namun, ada hal yang belum banyak orang ketahui.
Sejak awal munculnya gejolak di internal PD, AHY dan kelompoknya ramai-ramai menuduh bahwa ada keterlibatan pemerintah (Jokowi), bahkan AHY selaku Ketua Umum PD versi Cikeas tak segan mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi.
Coba bayangkan jika seandainya Menkumham langsung mengesahkan hasil KLB PD kubu Moeldoko.
Tentu saja yang terjadi adalah serangan dan hantaman yang bertubi-tubi akan dikerahkan AHY dan kelompoknya kepada pemerintah, terlebih kepada Jokowi. Karena Jokowi adalah simbol yang selama ini dianggap jauh lebih baik dari SBY.
Tapi, dengan hasil keputusan Menkumham sebagai perwakilan pemerintah yang menolak hasil KLB PD kubu Moeldoko, maka otomatis AHY tidak lagi memiliki alasan untuk menuduh dan menyerang pemerintah.
Justru kualitas AHY dalam membaca situasi politik jadi terukur. Sebab, dugaan awalnya yang menuduh pemerintah terlibat dalam kudeta PD adalah salah total. Artinya, sampai di titik ini bisa disimpulkan bahwa AHY belum menguasai medan perang.
Bahkan bukan saja hanya tidak menguasai medan perang, tetapi juga AHY sudah mempermalukan dirinya sendiri.