Lihat ke Halaman Asli

Sistem Informasi Geografis Pemetaan Penyebaran Penyakit Berbasis Web

Diperbarui: 28 September 2016   14:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sistem informasi geografis pemetaan penyebaran penyakit

OLEH: SERRI HUTAHAEAN                                      

FIK UNIVERSITAS INDONESIA

Indonesia adalah negara yang mempunyai banyak penduduk dengan tingkat penyebaran penyakit di berbagai daerah di Indonesia. Pemetaan penyebaran penyakit perlu dilakukan untuk mempermudah petugas kesehatan dalam melakukan pencegahan penyakit dan penyelesaian masalah kesehatan yaitu dengan penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis web. Peta pada sistem ini mampu memberikan informasi  seperti wilayah, angka dan titik kasus penyebaran penyakit. Sistem informasi geografis (SIG) merupakan sistem yang dapat mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, dan memvisualisasikan data yang dapat digunakan di berbagai bidang, termasuk bidang kesehatan. 

Menurut (Krisna,2014) mengatakan penggunaan sistem informasi Geografis (SIG) akan sangat menunjang proses pelayanan kesehatan kepada masyarakat, karena dapat digunakan untuk menentukan jenis pelayanan kesehatan yang seperti apa yang dubutuhkan oleh masyarakat, dapat mengidentifikasi aksesabilitas tempat-tempat pelayanan kesehatan masyarakat dan bahkan mengetahui kecenderungan penyakit yang terjadi dalam masyarakat tersebut.

Menurut WHO, SIG (Sistem Informasi Geografis) dapat digunakan untuk: menentukan distribusi geografis penyakit, analisis trend spasial dan temporal, pemetaan populasi berisiko, stratifikasi faktor risiko, penilaian distribusi sumberdaya, perencanaan dan penentuan intervensi, dan monitoring penyakit. Sedangkan menurut (Soontornpipit2016) menyebutkan manfaat Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam kesehatan masyarakat adalah menilai resiko dan ancaman kesehatan dalam masyarakat, mengetahui distribusi penyakit dan investigasi wabah, dapat digunakan untuk perencanaan dan implementasi program pelayanan kesehatan, serta sekaligus juga dapat dimanfaatkan untuk evaluasi dan pengawasan program.

Nigeria berada di peringkat keempat di antara negara-negara di dunia dengan beban tertinggi tuberkulosis (TB). Dalam penelitian (Oloyede, 2013) dikatakan untuk mempermudah menangani pengobatan dan pengendalian TB dibutuhkan sistem informasi geografis yang berguna dalam proses identifikasi wilayah di mana berlangsung transmisi tuberkulosis tersebut. Salah satu penelitian yang dilakukan di Indonesia adalah penelitian (Rostianingsih, 20014), di RSUD Dr. Soetomo yang merupakan salah satu rumah sakit terbesar di Jawa Timur. Dalam penelitiannya dikatakan sistem informasi geografis (SIG) dapat mengolah data base di Rumah sakit tersebut menjadi informasi yang bersifat analitik dan membantu pihak rumah sakit dalam pengambilan keputusan. Informasi yang dihasilkan berupa peta penyebaran penyakit (menggunakan metode Kriging), grafik tingkat ketahanan hidup pasien (menggunakan metode survival analysis), serta berbagai grafik yang berguna untuk melihat karakteristik data pasien, seperti grafik jumlah pasien dari waktu ke waktu, histogram distribusi usia pasien, dan lain-lain.

Metode sistem informasi geografis (SIG) terhadap pemetaan penyebaran penyakit salah satunya dengan menggunakan google maps API (application-programming-interface) berbasis web. API adalah fungsi fungsi pemrograman yang disediakan oleh aplikasi atau layanan agar layananan tersebut bisa di integrasikan dengan aplikasi yang kita buat. Google maps API adalah fungsi fungsi pemrograman yang disediakan oleh Google maps agar Google maps bisa di integrasikan kedalam Web atau aplikasi yang sedang buat dalam hal ini pemetaan penyebaran penyakit.

Metode ini dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Tahappertama dilakukan tahap analisa data penyakit, data wilayah dan data instandi kesehatan. Kemudian dimasukkan dalam sistem, selanjutnya melakukan analisa wilayah dan meminta data penyakit dari fasilitas kesehatan suatu daerah yang akan dilakukan pemetaan penyebaran penyakit. Tahap kedua melakukan perancangan basis data untuk merancang relasi-relasi table-tabel dalam basis data yang akan dipakai dalam pembuatan sistem informasi geografis. Dalam tahap ini sudah dilakukan pertimbangan terlebih dahulu terhadap penggunaaan tipe data dan ukuran masing-masing data sehingga ukuran file sistemnya dapat efisien. 

Tahap ketiga adalah tahap perancangan antar muka yaitu merancang fungsi dan perintah yang akan di gunakan dalam sistem. Tahap keempat adalah  tahap perancangan interface yaitu untuk merancang halaman dengan mendesain fitur-fitur yang ada di sistem, misalnya merancang pewarnaan yang terdapat di halaman web. Tahap kelima yaitu tahap implementasi perancangan kedalam sistem perancangan sistem geografis. Tahap keenam adalah dilakukan test kelayakan, yang bertujuan untuk menguji sistem apakah sudah dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari sistem informasi geografis tersebut.

                                                                                                                  A                                           B

Hasil tampilan Sistem Informasi Geografis Pemetaan Penyebaran Penyakit dengan menggunakan Google Map API Berbasis Web Menggunakan Data Spasial.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline