Perempuan berbidang lapang
Menanak waktu di pucuk-pucuk hari
Dengan tungku memoles wajahnya
Selembar jiwanya jauh tertinggal kenangan
Di kampung halamannya tak seluas negeri dambaannya
Perempuan berbidang lapang
Menyulam hari dirubung sepi
Memahat malam dengan lentik mata kerinduan
Bertahun – tahun aku melukisnya, dengan kuas jingga rembulan
Serasa jarak yang jauh ini adalah ciuman lama yang tertunda
Perempuan berbidang lapang
Adalah prajurit yang terbelenggu oleh ketidakadilan
Keterasingan ditanah sendiri, tertindas langit yang tak peduli
Terbuang dari reruntuhan sisa bangunan yang tergusur, entah
dicampakan oleh srigala – srigala malam berbulu domba
seraut wajahmu tertutup derau lebatnya hujan
menutupi linangan dan tabah menggelayut semangatmu
esok menuju keharibaan, engkau pasti datang berayun
merajut sendu benang – benang rindu
bersama ilalang yang mengeriap relung dadamu
@rskp,02112016.................jkt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H