Lihat ke Halaman Asli

Aku dan Lonceng Kematian

Diperbarui: 27 Oktober 2016   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: tree woman

Aku, tersingkir jatuh dan kalah

Dari sebuah perih yang kubangun dan kutanak

Tak bisa menadah atas kehilanganku  ini

Sebab jemariku masih bergelayut dirimpang akar “Junjunganku”

Embun yang rintik menitis

Membelai setiap kata ”Tuhan”,

Membersitkan  wajahNya, jika kepatuhanku   ini adalah doa

Saatnya  aku  bangun dan berziarah kepada Khalik

Lonceng kematian telah menabuhkan satu kali dentang

Untuk  setiap setai  nafas, walau selaksa tapak ini terajam  duri

Aku tak akan kehilangan lagi, kala sungai meringis dicelah – celah batu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline