Kemana lagi kaki ini berayun mencari rindang pohon serandang
hanya kabut selayang pandang, dan malam pun sepi setanggang
desiran angin sepoi sepah melarungkan angan di pucuk embacang
aku berdiam melikat sunyi dengan sekuntum madah mata seranjang
ketika relungku masih menceruk tentang lupa jalan pulang
terhampar aku di punah pagi dengan setangkup limbang
ku kais embun pagi yang masih menggeliat di dedaun pinus
menyayung lembaran pagi hingga senja dengan sebilah dayung
hari terus berganti menibakan musim mencaruk rembulan
mungkin di sana ada seutas cahaya menggelontor hati yang purna
selarik cinta yang kumandang ketika pergi tertelan purba
sebatas kaki terus menapak mencari sembilu penyepuh sempurnah
Rindang pohonku tapi ku lupa jalan pulang
rundung geretak ranting patah di ujung malang
pupus merabung gerincing sekarat
menandu punggung menggerit berat
@rskp, 25062016,,, jkt
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H