Lihat ke Halaman Asli

Setandan Gelebah

Diperbarui: 22 Juni 2016   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: tree woman/ paisaje surrealista

Kucium harum senja  di atas ayunan  layung

setelah seharian  lenganku  menebah   gelombang

hingga tetes peluh merampai segugus kujur

terlupa aku dengan perut  yang  sekuntum bulur

demi secarik mimpi yang labirin setandan gelebah mendera

sebab musim hanya siang dan malam,   kutantang  jera

pada ruas – ruas debu serandang setai  merubung  jalanku

mendedah  setiap lorong  sambil jiwaku berpuja – puji  selawat

senja  pun lingsir ke pundak ragu perjalanan

dengan menghitung hari  yang terus berkelindan

seperti mengisahkan hari yang terus teriris

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline