Lihat ke Halaman Asli

Menunggu Ufuk Meretas

Diperbarui: 6 Juni 2016   08:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/monochrome photgraphy


Mataku masih binal pada larut yang mengurai

ketika embun malam menitis  disehelai  tubuh  kian terkulai

bibirku tertangkup pada ranting-ranting nafas

sambil menjeda hening  untuk berpamit selembaran  malam

ada segerombol partitur memadahi  lekung gulita

dalam  sepetak  angan  menguntai  seteguk   cerita

tentang  esok adalah musim untuk berkisah

walau pun kerinduan: Ku semakin jarang  aku terpisah

dingin gigil dibilur sukma menunggu ufuk meretas

dari cangkang surya terbalut redup pagi menggegas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline