Lihat ke Halaman Asli

Selumbar Kematian

Diperbarui: 26 Mei 2016   22:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: artwallpaperhi.com

Dari bibir – bibir samudera, ketika kakiku kangkangi  bumi ini

dengan sebilah pedang keadilan menghunus , untuk merobek  selaksa matimu

tapi bukan untuk mengayunkan seribu luka yang  pernah terucap

jika hanya lidah yang bertutur dengan serapah  di batu nisan

Bila langit adalah kawanan hipotesis dengan menduga- duga mimpi

yang engkau raih di tebing – tebing yang runtuh sehabis amuk derau hujan

tanah  - tanah merah tak menerima sekumpulan domba – domba dungu

yang hidup bersama  picing mata  di  bukit tandus  tepian ngarai

 Selagi bisa bernafas dengan pekik halilintar dan  mencoba raih kemenangan

aku tak pernah beranjang ke  tepian senja yang penuh cinta dan duri

sebab aku berdiri dengan iga – iga terburai, kusuk menjeda doa- doa ampunanmu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline