Lihat ke Halaman Asli

Seruling Sang Kedasih

Diperbarui: 25 Mei 2016   21:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Seruling Sang Kedasih

Alkisah disebuah hutan Cemara disudut senja. Semua penghuninya sedang mengaso. Melepaskan lelah setelah seharian mereka bekerja mencakar makan, mengisi lumbung – lumbung. Karena musim kemarau panjang mulai bersiutan lewat hembusan angin yang berlalu dari barisan pepohonan sebelah Tenggara.  Pertanda musim paceklik ini telah tiba.

Dalam beberapa pekan itu, seluruh penghuni hutan cemara itu sibuk untuk mengumpulkan bekal masing – masing. Jika tidak demikian, maka  mereka akan bereksodus menuju rimba belantara lain, untuk membuka lahan yang baru. Ditempat yang baru nanti, belum tentu mereka akan merasa ada kedamaian. Sebab lahan – lahan disetiap jenggala, sudah ada penguasa lain. Maka akan ada perebutan wilayah kekuasaan. Dan perang ini tidak bisa dielak.  

Perang? Setiap mahluk yang bergerak di dunia ini telah dikodratkan untuk berperang. Bagi manusia yang selalu berpikiran perang adalah jalan keluar, karena  hati mereka  yang tak berketulusan.

*********

Tak terkecuali keluarga kecil sang Kedasih. Yang mendambakan kedamaian dan kenyamanan. Kedasih sekeluarga telah lama mendiami hutan cemara itu. Mereka tak ingin berpindah tempat lain lagi. Oleh karena itu hutan cemara itu mereka rawat dengan sebaik mungkin.

Setiap sore menjelang petang, Kedasih bersama anaknya Nila selalu bernyanyi – nyanyi riang. Para tetangga Kedasih seperti Jalak, Kutilang, Enggang , Murai ikut juga bernyanyi. Hutan Cemara itu bagai tempat para biduan. Setiap senja  kicauan burung – burung saling bersahutan, Sungguh indah sekali.

Melihat betapa indahnya hutan cemara itu bila dihiasi dengan kicauan burung – burung. Sang Ratu Gagak, sebagai pucuk pimpinan mereka, segera mengadakan lomba berkicau dan bernyanyi. Dikumpulkannya para hulubalang untuk segera membuat pengumuman perlombaan itu.

“Kepada seluruh penghuni Kerajaan Cemara. Pengumuman ini, berasal dari Permaisuri Ratu Gagak. Bahwa besok senja Sang Ratu Gagak akan mengadakan perlombaan berkicau dan bernyanyi.  Oleh karena itu seluruh penghuni sebagai warag Kerajaan Cemara dimohon untuk hadir di Alun- Alun Timur. Demikian pengumuman ini!” Hulubalang Ratu Gagak memberi pengumuman.

“Mama,,ada lomba berkicau dan bernyanyi !

“Iya Nila,,Nanti besok kita berdua ke alun – alun Timur.!”

“Mama mau ikut lomba?”

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline